Jokowi Akui Tak Pernah Sarapan Sejak Covid-19 Meningkat di Indonesia

- 1 Juli 2021, 14:01 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan resminya terkait PPKM Darurat di Jawa-Bali sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan resminya terkait PPKM Darurat di Jawa-Bali sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 /Moh Badar Risqullah/Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Kabinet RI


GALAJABAR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara terkait rencana penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Jokowi mengatakan hal tersebut dilakukan guna menekan laju penularan Covid-19 serta mempercepat pemulihan ekonomi.

“Kebijakan PPKM Darurat ini, mau tidak mau dilakukan karena kondisi yang saya sampaikan,” ujar Jokowi dilansir Galajabar dari Antara pada Kamis, 1 Juli 2021.

Baca Juga: Kembali Puji-puji Presiden Jokowi, Addie M.S.: Belum Pernah Kusaksikan Presiden yang Dicela Bertahun-tahun

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan hingga akhir Juni 2021 indikator-indikator ekonomi domestik dalam keadaan membaik.

Oleh karena itu, hal tersebut menjadi kabar baik bagi para pelaku ekonomi.

Namun, meski kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik, kasus Covid-19 di Indonesia justru melonjak naik secara drastis.

Baca Juga: PPKM Darurat Diberlakukan di Jawa-Bali, DImulai Tanggal 3 Sampai 20 Juli 2021

Mengetahui, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia kian mengkhawatirkan maka perlu adanya aturan yang membatasi mobilitas warga Indonesia.

“Ini optimisme ada, tapi problem ada di Covid-19 yang belum bisa kita tekan, belum bisa kita kurangi, belum bisa kita selesaikan,” tuturnya.

Lonjakan drastis Covid-19 di Indonesia, tentu saja menurut Jokowi berpengaruh terhadap Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK).

Baca Juga: Usai Dinyatakan Positif Covid-19, Annisa Pohan Didoakan Pakar Statistika: Semoga Allah SWT Berikan Kesembuhan

Sebagaimana diketahui, bahwa ketika Covid-19 menurun, IKK akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

“Artinya ada optimisme di situ. Sisi supply juga sama, produksi menggeliat, ekspor tumbuh,” katanya.

Selain itu, Jokowi juga membahas ekspor yang terjadi di Indonesia.

Jokowi menyatakan, laju ekspor meningkat 58 persen. Sementara itu, impor bahan baku naik menjadi 79 persen.

Hal tersebut sejalan dengan kondisi membaiknya industri manufaktur.

Baca Juga: Musnahkan Belasan Ribu Botol Miras, Forkopimda Kabupaten Bandung Komitmen Menuju Zero Minol

Uniknya, kondisi tersebut membuat Jokowi tidak sarapan setiap pagi.

“Angka-angka ini yang setiap hari, setiap pagi masuk ke saya. Saya tidak pernah sarapan, tapi sarapannya angka-angka,” jelasnya.

Hal tersebut sejalan dengan kondisi membaiknya industri manufaktur.

Uniknya, kondisi tersebut membuat Jokowi tidak sarapan setiap pagi.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Pendukung Presiden Jokowi, Kini Justru Rajin Beri Kritik, Gus Nadir Beberkan Alasannya

Sementara itu, terkait penerapan PPKM Darurat, Jokowi mengatakan rencananya akan diberlakukan di Pulau Jawa dan Bali.

"Khusus hanya di Pulau Jawa dan Pulau Bali karena di sini 44 kabupaten/kota serta 6 provinsi yang nilai assesment-nya 4," terangnya.

"Kita lakukan penilaian secara detail yang ini harus ada treatment khusus sesuai yang ada di indikator laju penularan oleh WHO," sambungnya. (Penulis: Sartika Rizki Fadilah)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah