Maraknya Mural Jadi Tanda Publik Tak Simpati pada Pemerintahan Jokowi

- 29 Agustus 2021, 11:20 WIB
Ilustrasi mural.
Ilustrasi mural. /Pexels.com/Christian Santiago.

GALAJABAR – Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam menilai publik sudah tidak lagi simpati dan berempati terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran tidak peka dengan apa yang tengah dihadapi publik.

Oleh sebab itu, tidak sedikit mural bermunculan dan menjadi sarana menuang ekspresi publik untuk menyampaikan kritik.

Menurut Saiful, mural semakin marak digambarkan karena seolah ada upaya dari pihak tertentu yang terus menghapus ekspresi publik itu.

Terlebih, diduga kuat pihak yang menghapus mural tengah mencari muka ke Jokowi.

Baca Juga: Info Harga Emas Pegadaian Terbaru 29 Agustus 2021: Antam Ukuran 0.5 Gram Kembali Dijual

Padahal, sambungnya, semakin dihapus, maka publik akan terus membuat mural lain di daerah lain pula.

“Padahal makin dihapus, maka semakin gerah rakyat yang membuatnya. Tentu semakin bertambah dan meluas karena memang saluran-saluran yang ada sudah tersumbat, sehingga mural yang dapat memberikan jalan bagi mereka untuk mengaktualisasi diri,” katanya kepada wartawan, Minggu, 29 Agustus 2021.

Dia memprediksi bahwa mural akan semakin bermunculan di tengah penjelasan pemerintah yang tak tepat sasaran dan seolah memojokkan rakyat.

“Dengan adanya mural yang bertebaran mengindikasikan rakyat sudah tidak lagi simpati dan berempati kepada pemerintahan Jokowi, karena kebijakan-kebijakannya yang kontroversi dan tidak peka terhadap apa yang sedang dihadapi oleh rakyat,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x