Menag Akui Tak Ingin Populisme Islam Terus Mekar, Akademisi: Blak-blakan Atas Nama Pemerintah

- 30 Agustus 2021, 21:53 WIB
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief. /
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief. / /YouTube Ali Syarief-Cross Culture Institute-Hipp/

GALAJABAR – Akademisi Cross Culture, Ali Syarief turut menanggapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut terkait populisme Islam.

Ali Syarief menilai pernyataan Gus Yaqut sebagai pernyataan yang mewakili pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Blak-blakan atas nama pemerintah,” cuitnya, seperti dilansir Galamedia, Senin, 30 Agustus 2021.

Baca Juga: Jokowi Disebut Ikuti Jejak Soeharto, Ainun Najib Berharap Tak Jadikan MPR Aklamasi untuk Terus Jadi Presiden

Sebelumnya, Gus Yaqut telah menyampaikan, akhir-akhir ini terdapat segelintir pihak yang ingin membawa-bawa agama menjadi norma konflik.

Maksudnya, pihak tersebut ingin terus memerangi pihak yang berbeda keyakinan dengan mereka.

“Istilah kerennya itu populisme Islam,” kata Gus Yaqut.

Maka dari itu, Gus Yaqut mengaku enggan melihat populisme Islam semakin berkembang.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Cimahi Bakal Digelar 6 September 2021, Terbatas Bagi Siswa yang Sudah Divaksin

“Saya dan tentu kita semua tidak ingin populisme Islam berkembang,” ungkap Gus Yaqut.

Terlepas dari itu semua, Gus Yaqut menyebut, Indonesia itu tidak akan ada apabila Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, dan agama lokal tidak ada.

Lebih lanjut, sambung dia, Indonesia berdiri di tengah-tengah keberagaman agama, suku, dan budaya.

Baca Juga: Kini Koalisi Jadi 471 Kursi, PKS: Lucu Jokowi Membangun Koalisi Super Gemuk, Oposisi Tak Perlu Jumlah!

“Jika ada yang menghilangkan orang lain atas dasar agama, maka mereka tidak punya rasa keIndonesiaan,” tegasnya.

Hal ini disampaikan Gus Yaqut melalui webinar lintas agama, 27 Desember 2020 silam. ***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x