Namun, tidak pernah ada pemilu yang menyebabkan terjadinya turbulensi ekonomi.
“Apalagi, kita sudah punya pengalaman penyelenggaraan pilkada pada tahun 2020, yang justru argumen para pihak pejabat publik kita dan elit partai politik kita, menempatkan Pilkada sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Titi.***