Ketika Allah Menanggil, Jemaah Haji itu Tidak Harus Orang Kaya, Seperti Kisah Ibu Sri Si Tukang Pecel Ini

- 25 Juni 2022, 13:51 WIB
Ilustrasi: Ketika Allah Menanggil, Jemaah Haji itu Tidak Harus Orang Kaya, Seperti Kisah Ibu Sri Si Tukang Pecel Ini
Ilustrasi: Ketika Allah Menanggil, Jemaah Haji itu Tidak Harus Orang Kaya, Seperti Kisah Ibu Sri Si Tukang Pecel Ini /Pikiran-Rakyat.com/Arief Gunawan/

Jarak antara rumah dengan asrama tersebut kurang lebih 30 Km. Jarak ini biasanya ditempuh selama dua jam perjalanan menggunakan bus antarkota.

Ada saat-saat tertentu ketika si Ibu ini mengalami mabuk kendaraan. Anehnya, keadaan ini hanya muncul di saat ketika dia dilanda kecemasan. Suatu hari, si Ibu ini mengalami mabuk berat hingga jatuh sakit.

Baca Juga: Mau Mendapat Pahala Seperti Haji yang Mabrur dan Diampuni Dosa-dosa yang Lalu? Lakukan Hal Ini

Si Ibu kemudian memeriksakan kesehatannya ke dokter. Setelah memeriksa tubuh si Ibu, dokter bilang bahwa secara fisik, sang Ibu tidak memiliki kelainan apapun. Juga, tidak ada gejala penyakit apapun. Bahkan, dokter mengatakan kalau sang ia sehat.

Lalu apa yang membuat si Ibu jatuh sakit? Masalahnya tidak ada pada fisiknya. Fisiknya sepenuh memiliki kemampuan. Fisik itu menjadi tidak mampu karena jiwa si Ibu sedang dilanda kecemasan dan kekhawatiran. Kalau seperti ini, maka yang harus diselesaikan adalah masalah yang ada di dalam dada. Itu adalah niat dan kebulatan tekad.

Perasaan cemas dan kekhawatiran sesungguhnya adalah syu'udzon (buruk sangka) manusia terhadap diri sendiri. Cemas dan kekhawatiran merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan rasa takut, khawatir, dll. Dalam psikologi, rasa cemas dan khawatir akan menggiring kita mendekati hal yang kita cemaskan dan khawatirkan. Hal inilah yang dikatakan Allah dalam sebuah hadits Qudsi: أنا عند ظن عبدي بي (Aku seperti apa yang disangkakan hamba-Ku kepada-Ku).

Baca Juga: Makna 7 Asmaul Husna: Al Kholiq, Al Baari’, Al Mushowwir, Al Ghoffar, Al Qohhar, Al Wahhab, dan Ar Rozzaq

Allah menciptakan jutaan energi di alam ini. Energi positif akan bisa didapatkan tatkala kita memiliki prasangka positif. Sebaliknya, energi negatif akan selalu mengitari kita di saat kita memiliki prasangka negatif, baik kepada sesama, lingkungan, apalagi kepada Allah.

Baca Juga: Mau Mendapat Pahala Seperti Haji yang Mabrur dan Diampuni Dosa-dosa yang Lalu? Lakukan Hal Ini

Inilah yang menjadi penyebab sang Ibu dalam cerita kedua itu jatuh sakit. Bukan karena fisiknya sungguh-sungguh tidak sehat, tapi karena sang ibu secara tidak sadar memupuk energi negatif dalam dirinya sehingga stimulus yang ia dapatkan adalah negatif.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x