Waspada Marburg ! Pemerintah Indonesia Warning Masyarakat Terkait Virus Ini

- 30 Maret 2023, 13:12 WIB
Pemerintah Indonesia waspada penyakit Marburg
Pemerintah Indonesia waspada penyakit Marburg /Pexels/

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar mewaspadai virus Marburg yang potensi angka kematian sangat tinggi mencapai 80 persen.

“angka kematiannya memang tinggi, berkisar dari 25 sampai 80 persen, perlu diketahui bahwa ini belum ada obat serta vaksinnya,” kata Prof. Tjandra seperti yang dikutip Galajabar.com dari Antara.

Hal ini juga disampaikan oleh Syahril jika belum tersedia vaksin yang di dunia untuk menangani penyakit yang disebabkan virus Marburg. Saat ini vaksin masih dalam pengembangan, terdapat dua vaksin yang memasuki uji klinis fase 1 yakni Vaksin Strain Sabin dan Vaksin Janssen.

Baca Juga: Apakah Indonesia Kena Sanksi FIFA, Pasca Dibatalkannya Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U 20, Begini Kata PSSI

“Belum ada obat khusus, pengobatan bersifat simtomatik dan suportif, yaitu mengobati komplikasi dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit,” ungkap Syahril.

Apalagi Marburg termasuk salah satu virus yang mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen, yang menyerupai penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.

Cara Penularan Marburg

Diketahui virus ini satu golongan dengan virus Ebola yakni filovirus (Filoridae). Penularannya melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi ataupun melalui benda yang sudah terkontaminasi virus Marburg. Selain itu, juga bisa menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar atau primate.

Menurut Syahril kelelawar yang jadi inang alami virus Marburg yaitu Rousettus Aegyptiacus. Inang tersebut belum ditemukan di Indonesia, bahkan bukan spesies asli Indonesia.

"Tapi Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini," tambahnya.

Untuk itu pemerintah melakukan penguatan sistem deteksi dini pada beberapa pintu masuk Indonesia guna mencegah terjadinya importasi penyakit Marburg.

Halaman:

Editor: Lina Lutan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x