Network
GALAJABAR - RUU Cipta Kerja Omnibus Law itu telah disahkan oleh DPR melalui rapat paripurna sebagai undang-undang, Senin, 5 Oktober 2020. Padahal, RUU tersebut selalu mendapat penolakan dari para buruh sejak 2019.
Pengesahan RUU ini diperkirakan akan menimbulkan gelombang aksi buruh.
Oleh karena itu, pada Selasa, 6 Oktober 2020, pihak kepolisian melalui Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mempersiapkan pengalihan lalu lintas (lalin) di sekitar kawasan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Keputusan DPR RI Mempercepat Paripurna UU Cipta Kerja Dinilai Mengada-ada
"Pengalihan arus bersifat situasional dan pengamanan kurang lebih tetap, tapi beberapa laporan dari jajaran bahwa massa tidak ke Jakarta tapi melaksanakan aksi di pabrik masing-masing," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Sambodo Purnomo Yogo, seperti dikutip Galajabar dari Antaranews.
Berikut ini empat rekayasa lalu lintas yang dilakukan pihak kepolisian di kawasan Senayan.
Arus lalu lintas dari Jalan Gerbang Pemuda arah Jalan Gatot Subroto diputar balik di depan Pintu 10 GBK mengarah ke Jalan Gerbang Pemuda.
Baca Juga: Pimpinan Badan Legislasi: RUU Cipta Kerja Tak Hilangkan Hak Cuti Haid dan Cuti Hamil
Kendaraan dari Tol Dalam Kota yang akan keluar di gerbang Pulo Dua diluruskan ke arah Tol Tomang.
Kemudian, kendaraan dari Jalan Palmerah Timur arah Jalan Gelora diluruskan ke Jalan Tentara Pelajar.
Terakhir, arus lalu lintas dari Jalan Gerbang Pemuda arah Jalan Gelora dibelokkan ke kiri ke Jalan Asia Afrika.
Baca Juga: Mikrofon Fraksi Penolak Dimatikan saat Bahas Omnibus Law
Dengan adanya rekayasa lalu lintas ini, Sambodo mengimbau masyarakat yang akan beraktivitas di kawasan Senayan agar menghindari lokasi empat lokasi tersebut agar terhindar dari kemacetan.
"Sebagai antisipasi demonstrasi, kami harap masyarakat menghindari beberapa titik seperti Jalan Gelora, Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Palmerah Timur," ujar Sambodo. ***
