BMKG Sebut Gempa Pangandaran Merusak dan Dirasakan Jauh, Ini Dia Penjelasannya

- 26 Oktober 2020, 14:21 WIB
Gempa bumi berkekuatan 5.9 skala richter mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran pada Minggu, 25 Oktober 2020.
Gempa bumi berkekuatan 5.9 skala richter mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran pada Minggu, 25 Oktober 2020. /RRI

GALAJABAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik dengan magnitudo 5,5 pada Minggu 25 Oktober 2020 yang terjadi di Pangandaran, Jawa Barat, dikategorikan sebagai intraplate earthquake.

Gempat tersebut menyebabkan kerusakan dan guncangannya dirasakan hingga jarak yang jauh, yaitu sampai Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

"Gempa berdampak menyebabkan 29 rumah rusak dan tiga orang luka-luka," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono seperti dikutip galajabar dari Antara, Senin 26 Oktober 2020.

Baca Juga: Terbukti Korupsi, Dua Mantan Anggota DPRD Kota Bandung Dipenjara 5 dan 6 Tahun

Dengan kedalaman 62 km, gempa itu diduga dipicu oleh adanya patahan atau deformasi pada badan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

Menurutnya, bidang kontak antarlempeng itu, berada di kedalaman sekitar 50 km, sehingga jika gempa itu memiliki kedalaman 62 km, maka pusat gempa berada di bawah bidang kontak antarlempeng (intraplate earthquake).

Salah satu ciri gempa intraplate earthquake akan memberikan dampak guncangan (ground motion) yang lebih besar dari yang semestinya.

Baca Juga: Bosan Mengunjungi Tempat-Tempat Wisata di Bumi? Cobalah Berwisata di Luar Angkasa...

"Fakta ini tampak pada dampak gempanya, dengan kekuatan 5,5 yang menyebabkan kerusakan 29 rumah dengan spektrum guncangan yang luas mencapai Semarang dan Yogyakarta," kata Daryono.

Gempa intraplate, katanya, dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar, seperti halnya peristiwa gempa Padang berkekuatan 7,6 dengan kedalaman 87 km pada 30 September 2009 yang menyebabkan sebanyak 1.117 orang meninggal.

Namun, katanya, gempa Pangandaran tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena pusatnya berada di kedalaman menengah dengan kekuatan di bawah 7,0 sehingga tidak terlalu berdampak mengganggu kolom air laut.

Baca Juga: Prancis Perintahkan Para Pejabat Tinggalkan Turki Usai Erdogan Sebut Macron Perlu Perawatan Mental

Daryono menjelaskan, lokasi pusat gempa pada Minggu pagi yang sebelumnya tercatat bermagnitudo 5,9 tersebut relatif dekat dengan pusat gempa pembangkit tsunami Pangandaran 17 Juli 2006 yang menyebabkan 668 orang meninggal.

Pusat gempa pada Minggu (25/10) terletak di sebelah utara sejauh 131 km dari pusat gempa berkekuatan 7,7 pembangkit Tsunami Pangandaran 2006.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x