Benang Merah: Harapan dan Keistimewaan (Chapter 15)

- 5 Maret 2021, 08:16 WIB
 Pemandangan Sydney Opera House di Australia.
Pemandangan Sydney Opera House di Australia. /Unsplash/Johnny Balla/


GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Ruby yang kemungkinan terbawa emosi demamnya pun mengungkapkan isi hatinya tentang konsep Benang Merah Takdir yang keluarganya percaya.

Ia mengungkapkan bahwa ia takut dan tidak siap untuk menemui siapa yang akan menyambung benang merahnya. Felix pun menenangkan Ruby dan memberitahu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal masa depan.

Ikuti cerita bersambung selanjutnya.

“Nah, selesai!” ucap salah satu anak klub kesehatan setelah mencabut infusannya.
“Makasih,” ucap Ruby seraya tersenyum tipis.
“Hm, sama-sama. Lain kali, jangan sampai telat makan. Bisa bahaya kalau sampai kejadian lagi,” wanita yang menangani Ruby itu langsung menatap Felix. “Sampai besok, jangan terlalu banyak pikiran sama banyak kerjaan. Usahain buat istirahat.”

Baca Juga: Sinopsis Love Story 5 Maret 2021: Ken Bohong pada Sang Papa, Wilantara Marah Besar

“Oke, aku bakal mastiin nih anak hantu gak akan kemana-mana,” ujar Felix.
“Anak hantu?!” protes Ruby.
Setelah wanita itu keluar, Ruby dan Felix sama-sama menghela napasnya. Ruby langsung terdiam.

“Terus, ada yang mau kamu tanya? Ketahuan banget dari mata kamu kalau ada sesuatu yang ngeganjel di hati kamu,” tutur Felix seraya bersandar pada meja kerja Ruby. Yang disinggung langsung tersentak. “Duh, ketahuan,” gumam Ruby dalam hati.

“Eum, Felix,” ucap Ruby seraya mengayunkan kedua kakinya, tidak tahu harus bagaimana mengucap kata yang tepat.
“Hm?” Felix menunggu Ruby melanjutkan kalimatnya.
“Apa ada sesuatu sama Rose?” tanya Ruby.

Felix terdiam sejenak. Namun, ia langsung tersenyum, meyakinkan. “Gak ada apa-apa kok di antara kita,” jawab Felix.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 5 Maret 2021: Aldebaran dan Andin Honeymoon, Nino Resmi Gugat Cerai Elsa?

Halaman:

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah