6 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai Menurut Ajaran Islam dan Jarang Kamu Sadari

- 25 Maret 2022, 15:00 WIB
penyakit hati//pixabay.com/
penyakit hati//pixabay.com/ /

GALAJABAR - Dalam Islam, hati seseorang dianggap sebagai penentu sifat, baik buruknya seseorang ditentukan dari dalam hatinya. Dalam bahasa Arab, hati disebut dengan Qalbu. Hati memiliki peran penting pada akhlak seseorang karena merupakan tempat lahirnya perasaan.

Hati juga merupakan tempat bersemayamnya keburukan yang disebut dengan penyakit hati. Penyakit hati adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan manusia. Penyakit hati dalam islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan seperti penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya.

Beberapa penyakit hati bahkan dapat menggugurkan pahalamu saking bahayanya.

Baca Juga: Jadwal Tayang Persib Bandung vs Persik Kediri, Ini Link Nonton Live Streaming Indosiar BRI Liga 1

Penasaran apa saja penyakit hati ini?

Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai jenis penyakit hati dalam Islam berikut ini.

  1. Sombong (Takabur)

Takabur itu sombong. Dalam islam, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menganggap diri paling benar, yang lain salah. Paling pintar, paling tahu. Yang mengerikan adalah, betapa berat perkara sombong ini, hingga seseorang tidak dapat masuk surga selama ada kesombongan dalam hatinya meski sebesar biji sawi.

Manusia tidak berhak untuk sombong karena punya banyak keterbatasan, sedangkan berbagai kelebihan yang dimiliki pun berasal dari Allah. Dia memerintahkan kita untuk menjauhi sifat sombong sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Isra ayat 37 yang artinya,

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

Baca Juga: Indonesia dan Ratusan Negara di Dunia Dukung Resolusi PBB Soal Situasi Kemanusiaan di Ukraina

  1. Ujub

Ujub merupakan penyakit hati yang akan membawa seseorang kepada kesombongan. Ujub artinya takjub kepada diri sendiri dan merasa bangga dengan sesuatu yang dimiliki.

Rasulullah bersabda, “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR Abdur Razaq)

  1. Hasad

Hasad atau iri dan dengki adalah perasaan tidak suka yang timbul pada hati seseorang apabila melihat atau mendengar kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Penyakit hasad ini harus segera dihilangkan karena segala yang diperoleh masing-masing orang sudah ditentukan kadar dan ukurannya oleh Allah Swt. Penyakit hasad dapat mengikis pahala amal saleh sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW berikut.

“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR Abu Dawud).

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Akan Berakhir 3 Bulan Lagi? Porf. Zubairi: Endemi Sekitar Tiga Bulan Lagi, Semoga, Bismillah

  1. Bakhil atau kikir

Sifat bakhil ini menyebabkan seseorang merasa kekurangan dan takut akan kehabisan harta, sehingga tidak mau memberikan sedikit hartanya kepada orang yang membutuhkan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ali 'Imran ayat 180 yang artinya,

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

  1. Riya

Riya merupakan penyakit hati yang dilarang karena dapat menghilangkan pahala amal saleh yang dilakukan.

Baca Juga: Gagalkan Penyelundupan 1 Ton Sabu di Pangandaran, Kang Cucun Apresiasi Kinerja Polri

Karena riya menghilangkan rasa tulus ikhlas beribadah dan beramal hanya untuk Allah dari dalam hati. Orang yang memiliki penyakit riya ini hanya akan berbuat baik apabila dilihat oleh orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan sanjungan.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 264 yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

  1. Sum’ah

Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya memperdengarkan. Jadi maksudnya, memperdengarkan orang lain mengenai amal baik kita. Trus apa ya bedanya dengan riya’? Nah ini yang baru saya tahu, kalau sum’ah, amal ibadahnya benar diniatkan karena Allah, tapi dibicarakan pada manusia.

Rasulullah SAW memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR Bukhari).

Baca Juga: Pastikan Ibadah Ramadhan Aman, 1.000 Khotib dan Imam Masjid di Kabupaten Bandung Divaksin Booster

Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya. Astaghfirullahal adzim, naudzubillahi min dzalik.

Nah itu tadi beberapa penyakit hati yang mungkin seringkali muncul tanpa kita sadari. Makanya terus istighfar dan berdoa pada Allah agar hati kita selalu terjaga.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah