Ceramah Khutbah Jumat Singkat dan Jelas: Mengenal Karakter Orang Bertakwa

- 18 Mei 2022, 14:00 WIB
Contoh naskah khutbah Jumat singkat.
Contoh naskah khutbah Jumat singkat. /Pixabay.com / RiZeLLi
 
GALAJABAR - Selain puasa wajib, pada bulan Ramadhan juga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah.
 
Sebab, Ramadhan adalah momen yang paling tepat untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
 
Sehingga setelah memasuki bulan Syawal dan bulan-bulan seterusnya, akan terbiasa dengan ketakwaan yang kita lakukan selama Ramadhan.
 
Termaktub dalam khutbah Jumat singkat berikut, inilah pembahasan tentang 5 karakter orang bertakwa:
 
 
Khutbah I
 
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
 
Selama Ramadhan, sebulan penuh kita berpuasa. Target utama dari puasa Ramadhan itu sendiri adalah membentuk kita menjadi pribadi yang lebih bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
 
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa" (QS Al-Baqarah: 183).
 
 
Takwa itu seperti apa? Para ulama biasa mendefinisikannya dengan singkat. Takwa adalah mengerjakan semua perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya.
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menjelaskan bagaimana karakter orang bertakwa dalam banyak ayat Al-Quran. Di antaranya dalam surat Ali-Imran ayat 133 sampai 135 yang insya Allah akan kita kaji secara singkat dalam khutbah Jumat Syawal ini.
 
Allah Azza wa Jalla berfirman:
 
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
 
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" (QS Ali-Imran: 133-135)
 
 
Secara singkatnya, ada 5 karakter yang ada dalam diri seseorang jika mereka benar-benar bertakwa kepada Allah:
 
1. Gemar berinfaq (bersedekah)
 
Karakter orang bertakwa yang pertama adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
 
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
 
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit." (QS Ali-Imran: 134)
 
Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak berinfaq. Rasulullah SAW juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan.
 
Infaq dan sedekah yang telah dilatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter kita karena itulah karakter orang bertakwa. Tetap berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda maupun tanggal tua.
 
 
Kendati demikian, tentu besaran yang dikeluarkan untuk berinfaq harus disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing karena yang terpenting adalah keikhlasan kita dalam mengeluarkan harta tersebut.
 
Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam segala kondisi. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan perang tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfak.
 
Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni perang tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku,”
 
Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infak Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku,” Ketika ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”
 
 
Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.” Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma.
 
Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit seperti itu.” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.
 
Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti sabda Nabi:
 
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
 
"Tidaklah sedekah mengurangi harta." (HR. Muslim)
 
 
Maka mari kita miliki karakter orang bertakwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah, sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah SWT.
 
2. Menahan amarah
 
Karakter orang bertakwa yang kedua adalah menahan amarah, ia mampu mengelola emosinya pada saat yang tepat.
 
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
 
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya" (QS Ali-Imran: 134)
 
Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
 
"Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa." (Muttafaq ’alaih)
 
 
Marah seringkali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.
 
Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan atau emosi tingkat tinggi. Mulai dari darah tinggi, kolesterol, hingga diabetes. Sebab marah akan memicu munculnya hormon kortisol.
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan amarah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.
 
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
 
"Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam gulat, tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah mereka yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah." (HR Bukhari dan Muslim)
 
 
3. Mudah untuk memaafkan sesama
 
Karakter orang bertakwa yang ketiga adalah mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain padanya.
 
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
 
"Dan memaafkan manusia" (QS Ali-Imran: 134)
 
Tak hanya mampu menahan amarah, orang bertakwa juga pandai memaafkan kesalahan orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
 
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا
 
"Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya." (HR. Muslim)
 
Memaafkan juga membuat hati kita menjadi lapang, penuh kedamaian dan selalu bahagia. Sebaliknya, tidak mudah memaafkan alias memendam kebencian maka akan memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai macam penyakit.
 
 
4. Suka berbuat baik
 
Karakter keempat dari orang bertakwa adalah suka berbuat baik, ia menjadi muhsinin.
 
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
 
"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (QS Ali-Imran: 134)
 
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan. Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya.
 
Ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.
 
Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah seharusnya karakter itu kita teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertakwa.
 
 
5. Segera bertaubat
 
Karakter kelima dari orang bertakwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.
 
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
 
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS Ali-Imran: 135)
 
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat, ingat Allah, memohon ampun kepada-Nya dan tidak mengulanginya lagi.
 
Demikianlah beberapa karakter dari orang yang bertakwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama dari khutbah Jumat Syawal ini.
 
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
 
Khutbah II
 
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
 
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Lima karakter orang bertaqwa ini harus kita miliki; suka berinfaq, menahan marah, memaafkan manusia, suka berbuat baik dan bersegera bertaubat.
 
Jika kita memilikinya, maka insya Allah kita memiliki karakter orang bertaqwa sekaligus menjadi harapan kita termasuk orang yang bertaqwa. Menjadi orang yang bertaqwa bukan hanya menunjukkan bahwa puasa kita berhasil namun juga akan membawa kita menjadi orang yang sukses sebagaimana firman-Nya:
 
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
 
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan, memperoleh kesuksesan" (QS An Naba’: 31)
 
Sukses di dunia, sukses di akhirat. Berlimpah kebaikan dan keberkahan di dunia, dan insya Allah di akhirat dimasukkan Allah ke dalam surgaNya.
 
 
Mengakhiri khutbah Jumat syawal ini, marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
 
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
 
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x