Hati-hati, Ini 7 Bahaya Terlalu Sering Mengonsumsi Minuman Bersoda, Nomor 3 Sering Dialami

- 21 Juni 2022, 21:11 WIB
Ada 7 dampak negatif yang berbahaya bagi kesehatan tubuh jika sering mengkonsumsi minuman soda.
Ada 7 dampak negatif yang berbahaya bagi kesehatan tubuh jika sering mengkonsumsi minuman soda. /Pixabay

Rasa manis soda bersumber dari tingginya kandungan gula di dalamnya. Diperkirakan, dari 100 ml soda, terkandung 11 gram gula, yang mana ini setara dengan satu sendok makan gula. Sementara, minuman soda yang ada di pasaran memiliki ukuran 390ml per sajian. Artinya, setiap minum satu kaleng soda, kamu telah mengonsumsi hampir 4 sendok makan gula!

Minum soda dapat menyebabkan lonjakan gula darah, dan ini membuat pankreas bekerja keras untuk memproduksi insulin untuk memetabolisme semua gula tersebut.

Baca Juga: Dirajut dengan Benang Emas, Ini Fungsi dan Keistimewaan Kiswah Kain Penutup Ka'bah

Jadi, tidak mengherankan bahwa sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Circulation tahun 2011 menemukan bahwa konsumsi minuman manis, seperti minuman bersoda, dikaitkan dengan timbulnya diabetes tipe 2.

Tak cuma itu, korelasi tersebut tidak tergantung pada dampak obesitas pada pengembangan diabetes tipe 2.

2. Berisiko meningkatkan berat badan

Kandungan gula pada soda tidak hanya menyebabkan diabetes, tetapi memicu kegemukan dan obesitas. Menurut SFGate, dalam sekaleng soda mengandung 140 kalori (atau bahkan lebih). Padahal, kalori ini disebut sebagai "kalori kosong" karena tidak ada nutrisi baik yang bisa diserap oleh tubuh.

Jika kita minum satu kaleng soda sehari selama empat minggu, maka kita akan mengonsumsi 3.920 kalori ekstra yang lebih banyak dari yang kita butuhkan. Jumlah ini setara dengan penambahan berat badan 1,1 pound (0,49 kg). Apabila kelebihan kalori ini tidak dibakar, maka berat badan kita akan bertambah 12 pound (5,4 kg) dalam setahun.

Baca Juga: Gurih dan Bikin Ketagihan, Ini Resep dan Cara Membuat Ikan Patin Kuah Asam Pedas

Selain itu, minuman berkarbonasi mungkin dapat meningkatkan kadar ghrelin alias hormon lapar, menurut laporan dalam jurnal Obesity Research & Clinical Practice tahun 2017.

Halaman:

Editor: Ziyan Muhammad Nasyith


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah