Rocky Gerung: Secara Fundamental Ekonomi di Bawah Kepemimpinan Jokowi Berantakan

2 September 2021, 18:30 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung. /Instagram.com/@rocky_gerung_official

 

GALAJABAR – Pengamat politik Rocky Gerung kembali menyoroti situasi ekonomi Tahar Air akhir-akhir ini. Rocky menilai, ada motif politik pencitraan di balik ‘radical experiment’ untuk menggenjot proyek infrastruktur.

Menurutnya, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah panik sebab dana tak tercukupi sehingga pemerintah tidak mampu melanjutkan proyek infrastruktur yang telah ditandatangani.

“Pemerintah panik karena nggak mampu melanjutkan proyek infrastruktur, maka dia pakai cara agar supaya proyek-proyek yang udah ditandatangani dengan oligarki itu nggak batal, sehingga harus dipakai cara 'radical experiment' semacam ini.”

Baca Juga: Alvin Faiz Dituduh Gunakan Narkoba, Sang Adik Pasang Badan: Bang Alvin Itu Rokok Sama Kopi Aja Gak Suka!

“Eksperimen aja udah kacau, apalagi 'radical experiment' kan?” ujarnya dilansir melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official, Rabu, 1 September 2021.

Ahli filsafat ini menuturkan, pemerintah sangat membutuhkan dana sebesar Rp 2.000 triliun untuk mem-backup kas yang kosong demi membiayai proyek infrastruktur.

Namun, tindakan radical experiment yang dilakukan oleh pemerintah membuat sifat prudential yang dimiliki Bank Indonesia dan bank-bank di bawah binaannya hilang sama sekali.

Baca Juga: Soal Dugaan Kebocoran Data pada Aplikasi PeduliLindungi, Kemenkes: Tengah Lakukan Investigasi

“Kita bisa membayangkan, ini bukan sekadar Rp200 triliun, mungkin sampai Rp2.000 triliun dipakai untuk mem-backup kas pemerintah yang kosong, sehingga sifat prudential dari Bank Indonesia dan bank-bank yang dia bina itu hilang sama sekali,” tuturnya.

Baginya, tindakan radical experiment yang tengah dilakukan oleh pemerintah Tanah Air dapat membuat kepercayaan terhadap Indonesia hilang di mata dunia internasional, terlebih dalam sektor ekonomi.

Mantan dosen Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, dunia internasional akan menilai bahwa Indonesia dapat menyulap neraca ekonomi negara dalam satu malam padahal hanya merupakan kamuflase belaka.

Baca Juga: Menatap Pulihnya Kembali Sektor Pariwisata, Homestay di KBB Mulai Berbenah

“Akibatnya kepercayaan internasional juga hilang bahwa Indonesia bisa menyulap dalam satu malam bahwa seolah-olah neracanya bagus padahal itu kayak diperban sebetulnya dengan kebijakan yang radical experiment tadi tuh,” terangnya.

Lebih lanjut, dia berpendapat bahwa fundamental (dasar) ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi berantakan.

Bersamaan dengan itu, Jokowi justru berupaya menggalang kekuatan dengan partai pendukung untuk memuluskan upaya memperpanjang masa jabatannya hingga tiga tahun mendatang atau bahkan tiga periode.

Baca Juga: Soal Kasus Lili Pintauli, Mardani: Dewas Harus Lebih Serius Lihat Hubungan Pimpinan dan Koruptor!

“Jadi secara fundamental kita berantakan, sambil melihat upaya konsolidasi politik dengan mengundang partai-partai, lalu upaya untuk meloloskan tiga periode. Jadi di depan mata kita bajingan-bajingan itu berkeliaran, bajingan-bajingan politik yang berupaya menipu rakyat agar supaya pemerintah bisa diselamatkan menuju perpanjangan tiga tahun lagi,” pungkasnya. ***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler