Usai Penembakan Enam Laskar FPI, Petinggi BIN Dapat 4.500 Ancaman Pembunuhan

- 30 Maret 2021, 17:21 WIB
Wawan Hari Purwanto, Deputi VII BIN
Wawan Hari Purwanto, Deputi VII BIN /Jurnal Presisi/YouTube Pemerintah Provinsi Bali


GALAJABAR - Tidak lama setelah terjadi penembakan enam laskar FPI di Jalan Tol Cikampek KM 50, petinggi Badan Intelijen Negara (BIN) mendapat teror dan ancaman pembunuhan.

Setidaknya hal tersebut diungkapkan Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto dalam sebuah diskusi webinar secara virtual pada Selasa, 30 Maret 2021.

Dibeberkannya, kebanyakan dari penyebar teror itu menggunakan metode spam chat dengan bot aplikasi labalabi.

Isinya mayoritas berisi ancaman akan membunuh dirinya.

"Kemarin nama saya di-blow up, nomor saya di-blow up di situ. Mereka me-labalabi saya, saya di labalabi ratusan teror ke saya melalui labalabi by Whatsapp atau telepon gelap. Intinya mau membunuh saya," ujarnya.

Baca Juga: Kebakaran Kilang Balongan Masih Berlanjut, 740 Warga Mengungsi, Polri Belum Bisa Olah TKP

Pesan tersebut pun, lanjutd dia, seringkali membuat handphone miliknya menjadi hang dan tidak berfungsi.

Ia menyebutkan mendapat sekitar 4.500 pesan ancaman.

Wawan mengaku kesulitan untuk melacak penyebar pesan itu karena menggunakan server luar negeri.

Di sisi lain, lanjut dia, tak ada filter pembatas dari platform media sosial juga menjadi kendala dalam mengatasi masalah itu.

"Sehingga, kami akhirnya harus bekerja sama dengan negara lain untuk melakukan pelacakan itu," kata Wawan.

Baca Juga: Api Masih Membara di Kilang Balongan Indramayu, Polri Amankan Rumah Pengungsi Sekitar

Wawan mengaku sering mendapat perlakuan demikian.

Dia pun mengklaim bisa menanggapinya dengan santai meski pesan yang disampaikan bernada ancaman pembunuhan.

"Tapi selalu saya jawab dengan santun, meskipun dia kasar-kasar jawabnya mau bunuh mau apa, saya jawab dengan santun. Akhirnya beberapa diantaranya berbalik menjadi omongan seperti 'ternyata Mas Wawan anu ya, komunikatif' ada yang begitu," ucap dia.

Menurutnya, teror terhadap dirinya itu mengemuka lantaran ada kesalahpahaman terkait dengan insiden KM 50.

Namun, dia tak merinci lebih lanjut mengenai kesalahpahaman yang dimaksud.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 30 Maret 2021: Pertanyaan Aldebaran Membuat Elsa Tidak Mampu Berkutik Lagi

Berdasarkan investigasi Komnas HAM atas insiden bentrok yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, diketahui empat Laskar FPI masih hidup sebelum polisi membawanya ke dalam mobil.

Polisi diduga menembak mati Laskar FPI tersebut lantaran diklaim melawan petugas.

Atas hal itu, tiga anggota dari Polda Metro Jaya berstatus sebagai terlapor.

Sementara itu, ada dua laskar lain yang meninggal dunia saat bentrok hingga baku tembak terjadi pada 7 Desember lalu.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah