Soroti Kisruh Puan - Ganjar, Dr. Jhonni Mendadak Ingat Ucapan Taufik Kiemas

- 25 Mei 2021, 21:41 WIB
Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Megawati.
Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Megawati. /Instagram.com @ganjar_pranowo, @puanmaharani

GALAJABAR – Pakar ilmu manajemen, Dr. Jhonni Sinaga turut menyoroti ihwal kisruh antara Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang kian memanas.

Dr. Jhonni menyebut jika tren peroleh suara PDIP dari tahun 2004 hingga 2019 itu relatif stabil.

Dilansir galajabar dari akun Twitternya, @JhonniSinaga20, pada tahun 2004, PDIP mendapatkan raihan suara sebesar 18,53 persen.

Kemudian pada 2009, PDIP mengalami penurunan perolehan suara menjadi 14,03 persen.

Baca Juga: Dihina Orang Tak Dikenal, Gus Miftah Langsung Laporkan Ke Polisi : Tunggu Episode Selanjutnya

Sementara  pada 2014, PDIP mengalami kenaikan perolehan suara menjadi 18,9 persen.

Tahun tersebut tepat dengan momen majunya Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai pasangan capres dan cawapres di gelaran Pilpres 2014.

Kemudian beranjak ke 2019, PDIP lagi-lagi mengalami kenaikan perolehan suara menjadi 19,3 persen.

Tahun tersebut tepat dengan momen majunya Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai pasangan capres dan cawapres di gelaran Pilpres 2019.

Baca Juga: Makin Panas, Relawan Jokowi Terang-terangan Dukung Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno untuk Maju di Pilpres 2024

Dari data tersebut, Dr. Jhonni langsung menarik kesimpulan bahwa raihan suara PDIP itu sangat dipengaruhi oleh sosok figur yang akan maju di gelaran Pilpres.

“Tentu figur sangat menentukan. Lihat 2014 ke 2019, kemudian 2014 ke 2019, menurut semua, apa faktor utama yg menstabilkan perolehan suara itu? Tentu, figur bukan?,” ujar lulusan S3 Ilmu Manajemen Universitas Mulawarman.

Tidak hanya itu, Dr. Jhonni juga meminta PDIP  untuk menjadikan peristiwa yang pernah dialami Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi sebagai media pembelajaran terkait kisruh antara Puan Maharani dengan Ganjar Pranowo.

Baca Juga: ICW Laporkan Ketua KPK, Firli Bahuri Ke Kapolri, Ternyata Ini Alasan Kuatnya

“Hati-hati, Gusti mboten sare. SBY diremehkan menjadi presiden. Jokowi diremehkan menjadi presiden.  Ganjar Pranowo dibuang menjadi presiden? Peristiwa sejenis tentu menghasilkan yang sejenis,” ungkap Dr. Jhonni.

Hal tersebut kata Dr. Jhonni, sebenarnya dapat dibuktikan dengan ucapan mendiang Taufiq Kiemas yang pernah menyebut jika PDIP secara terang-terangan pernah menolak Jokowi untuk maju di gelaran Pilpres 2014. ***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x