Seteru Panjang Demokrat-Qodari Usai AHY-Airlangga Dipandang Sebelah Mata

- 9 Juni 2021, 14:52 WIB
Airlangga Hartarto (kiri) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Airlangga Hartarto (kiri) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). /Antara Foto/Hafidz Mubarak A//


GALAJABAR - Perseteruan Partai Demokrat dengan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari berbuntut panjang.

Pernyataan Qodari yang memandang sebelah mata duet Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Airlangga Hartarto pada Pilpres 2024 terus mendapat respons dari elite Partai Demokrat.

Qodari sebelumnya memandang bahwa duet AHY dan Airlangga pada Pilpres 2024 tidak akan sukses bahkan menyebut hal itu adalah sebuah halusinasi.

Baca Juga: Dijamu Makan Siang di Kemhan, Natalius Pigai Kembali Puja-Puji Prabowo Subianto

"Sebetulnya agak halusinasi ya. Halu atau halusinasi kalau menyebut pasangan AHY dengan Airlangga itu mengulangi kejayaan SBY dan JK ya. Karena elektabilitas AHY itu jauh berbeda dengan SBY di tahun 2004 yang lalu," kata Qodari Selasa, 8 Juni 2021.

Qodari mengatakan elektabilitas AHY dan SBY jauh berbeda. Menduetkan AHY dan Airlangga, kata Qodari, akan memberatkan Partai Golkar.

"Jadi walaupun AHY ini anak SBY, tapi elektabilitasnya beda jauh. Karena itu peluang menangnya juga berat. Kasihan Partai Golkar yang punya kursi begitu banyak kalau dipasangkan dengan calon yang popularitasnya tanggung, elektabilitasnya tanggung," kata dia.

Baca Juga: Usai Bertemu MUI, Dubes Arab Saudi Beberkan Fakta Mengejutkan Soal Vaksin Jemaah Haji

Pernyataan Qodari lantas mendapat tanggapan dari Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution.

Syahrial Nasution menilai menilai analisis Qodari soal duet AHY-Airlangga tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti. Syahrial menyebut analisis Qodari ngawur.

"Analisis Qodari ini normatif, tapi tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti yang punya kualifikasi bagus. Apalagi hebat. Akhirnya, sudah normatif, ngawur pula," kata Syahrial Selasa, 8 Juni 2021.

Baca Juga: Dua Pengurus Positif, BPBD Sterilkan Gedung Sekretariat PWI Kabupaten Bandung

Bahkan, Syahrial sempat menyinggung soal periuk nasi Qodari yang retak.

"Yang paling logis, barangkali periuk nasinya sedang retak, karena gagal sebagai pendukung Moeldoko dan KLB Sibolangit," sebutnya.

Tak terima dengan pernyataan Syahrial yang menyebut periuk nasinya retak, Qodari kembali melontarkan pernyataan dan menyarankan Demokrat mencopot Syahrial karena berbicara tidak berdasarkan data.

Baca Juga: Dua Pengurus Positif, BPBD Sterilkan Gedung Sekretariat PWI Kabupaten Bandung

"Tapi cara berpikir Syahrial menurut saya halu ini, sekaligus ini, lalu menyerang pribadi. Menurut saya menunjukkan bahwa ya Pak AHY, Mas AHY harus mencabut Syahrial dari posisi sebagai deputi litbang. Karena tugasnya litbang itu menyampaikan data dan fakta secara objektif, akurat. Nanti data itu kemudian disusunlah katakanlah strategi," ungkapnya.

Kini, serangan kembali dilontarkan Syahrial atas Qodari melalui sebuah cuitan di Twitter pribadinya Rabu, 9 Juni 2021.

Syahrial mengungkit soal dirinya yang disebut halu dan menyinggung soal Qodari yang memihak Moeldoko saat polemik KLB beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Kritis! Penggunaan Tempat Tidur ICU Covid-19 di Malaysia Capai 104 Persen

"Gue dibilang halu dan minta supaya Mas Ketum AHY nyopot jabatan Deputi Balitbang," kata Syahrial.

"Padahal Qodari memihak Moeldoko dan pendukung KLB abal-abal. Gue rasa orang ini overdosis ya? haha," pungkas dia. (Penulis: Rizwan Suandi)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x