Ada Anak Gugat Ibu Kandungnya Karena Warisan, Ini Sikap Dedi Mulyadi

- 7 Desember 2021, 10:36 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu dengan Rodiah (72), ibu yang dilaporkan anak-anaknya hanya karena harta warisan.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu dengan Rodiah (72), ibu yang dilaporkan anak-anaknya hanya karena harta warisan. /

GALAJABAR - Untuk melindungi Rodiah (72) yang dilaporkan lima anak kandungnya ke polisi dengan tuduhan penggelapan tanah warisan, Anggota DPR RI Dedi Mulyadi pasang badan.

Bahkan Dedi menemui Rodiah di rumahnya di Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Rodiah sendiri sudah tidak bisa jalan sejak lima tahun lalu dan tinggal bersama anak keduanya M Saogi dan si bungsu Dian.

“Anak Emak (Rodiah) ada delapan. Yang pro ada tiga ya yang lima lainya mah ngezalimin,” ucap Rodiah sambil terduduk di lantai.

Baca Juga: Syukuran Aqiqah Rayyanza, Nagita Slavina dan Raffi Ahmad: Berbakti Ya Nak

Dituturkan Rodiah, anak pertama bernama Sonya sejak awal ingin menguasai harta. Total ada sekitar 9.000 m2 tanah di empat lokasi yang ingin dikuasai.

Sejatinya harta tersebut adalah hasil kerja keras Rodiah dan almarhum suaminya yangmembuka usaha batu bata sejak muda.

Menurut Rodiah, tanpa diminta pun ia akan membagikan harta tersebut secara adil. Hanya saja Sonya ingin menjual dan membagikan harta tersebut.

“Emak memang mau dijual nanti uangnya dibagikan mumpung masih hidup. Tapi itu tanah mau dijual oleh anak saya yang pertama, enggak mau oleh saya. Padahal kan saya masih hidup. Harusnya kan setengah dijual karena saya masih ada, nanti kalau saya sudah tidak ada silakan dibagi lagi sisanya,” ucap Rodiah.

Baca Juga: Lyodra Ginting Anggun Berbalut Gaun dengan Riasan Flawless di Indonesian Music Awards 2021

“Orang tua mah tidak perlu diminta nanti juga dikasih. Tapi kan ini usaha (tanah) kan dapat saya (usaha batu bata) bukan (milik) anak. Kalau yang bontot (bungsu) dapat lebih ya wajar karena dia yang ngurus, mandikan, nyebokin, nyuapin Emak,” lanjut Rodiah.

Sementara itu Dian menjelaskan pelaporan bermula saat ayahnya meninggal dunia pada 9 Januar 2019 lalu. Tiga hari meninggal, anak pertama mengambil secara paksa AJB tanah dari tangan ibunya. Bahkan di hari ketujuh ayahnya meninggal sang ibu dipaksa untuk tanda tangan berkas.

Beberapa waktu kemudian Sonya dan keempat anak yang lain datang untuk merebut seluruh surat-surat berharga. Saat itu bahkan terjadi keributan mulai dari Magrib hingga Subuh yang ditengahi oleh Ketua RW setempat.

Baca Juga: Raih Album of The Year, Lyodra Ginting: Thank You Mylyodra

“Di situ mulai keluar bahasa kasar tidak pantas ke mamah. Setelah 40 hari (ayah meninggal) mamah dilaporkan ke polisi sampai BPN. Dilaporkan dituduh menggelapkan semua surat tanah. Padahal kan itu masih hak mamah. Yang melaporkan itu anak pertama, ketiga, keempat, keenam sama ketujuh,” ujar Dian.

Terbaru, kata Dian, polisi sempat melakukan mediasi. Pihak Sonya tidak mau datang ke rumah Rodiah. “Akhirnya saya sama mamah yang waras ngalah. Mamah digendong ke Polsek Cibarusah. Tapi kit ke sana, Sonya sudah pulang,” katanya.

Saat ini Dian dan ibunya masih merasa ketakutan dan trauma sebab rumah yang ditinggalinya sering diteror dan dilempari batu. Bahkan Sonya pernah datang menyumpahi sang ibu untuk segera mati.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Combro Khas Sunda, Cocok Dikonsumsi Sambil Minum Kopi atau Teh

Mendengar itu Kang Dedi Mulyadi pun tak kuasa menahan haru dan air mata. Ia menilai seharusnya di keluarga anak paling besar bisa menghadirkan rasa nyaman, tentram dan adil. Terlebih saat ini orang tua masih ada dan seharusnya dimuliakan.

Ia tak habis pikir mengapa anak tega melaporkan orang tuanya hanya karena harta. Namun ia memastikan hal seperti ini tidak akan diproses oleh kepolisian seperti sejumlah perkara orang tua dilaporkan oleh anak yang pernah Dedi tangani seperti di Bandung, Demak dan Semarang.

“Seharusnya ini kan semuanya duduk bersama. Kalau bicara waris ini kan ibu masih ada, dan soal waris itu sudah ada aturannya,” ucap Dedi.

Dedi pun mengungkapkan alasan dirinya selalu perhatian pada sosok ibu.

Baca Juga: Jarang yang Tahu! Ini Manfaat Mengkonsumsi Es Krim di Pagi Hari

“Saya ini sangat perhatian kepada ibu karena saya anak kesembilan, hidup saya susah sama ibu saya, giliran saya punya uang punya jabatan ibu saya meninggal. Jadi apa yang dimiliki tidak arti karena tidak ada yang bisa dibahagiakan,” tuturnya.

Di akhir obrolan Dedi meminta Rodiah untuk tidak bingung dan takut. Sebab ia akan membantu segala hal yang dialami Rodiah.

“Seorang Ibu mah harus dijaga kehormatannya, martabatnya, kewibawaanya dan dijaga hatinya tidak boleh pusing menghadapi berbagai hal. Kalau ada apa-apa nanti tinggal telepon saya, ini bentuk pengabdian saya pada seorang ibu. Tidak usah pikir apa-apa, kalau butuh pengacara saya siapkan,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x