GALAJABAR – Tidak ada satu pun di dunia ini manusia yang terhindari dari dosa. Semua pasti pernah melakukan kesalahan yang mengakibatkan pelakunya mendapat dosa, baik itu kecil atau besar.
Perbuatan yang mengakibatkan diberinya dosa bisa terjadi hanya karena hal kecil, hingga kepada perkara besar. Terkadang banyak kaum muslim yang tidak menyadari bahwa melakukan perbuatan yang dianggap biasa saja, justru itu merupakan dosa kecil atau bahkan ternyata dosa besar.
Allah adalah zat yang Maha Pemaaf dan Maha Penyayang. Dia memberikan kesempatan kepada manusia untuk melakukan perbaikan diri dengan cara bertaubat kepada-Nya dengan sungguh-sungguh.
Taubat ini dilakukan atas dosa-dosa yang sudah dilakukan. Baik itu dosa kepada Allah Subhanahu Wa Taala, maupun dosa terhadap sesama manusia lainnya.
Baca Juga: AC Milan Puncaki Klasemen Setelah Unggul 4-0 Atas Crotone
Upaya melakukan taubat harus dipenuhi dengan kesungguhan. Inilah yang disebut taubat yang murni/tulus (tawbat[an] nashuha).
Dirangkum galajabar dari berbagai sumber, taubat ini mensyaratkan beberapa hal, di antaranya:
Pertama, menyesali atas perbuatan yang dilakukan sedalam-dalamnya dibarengi dengan bukti, tidak sekedar kata-kata.
Imam Ibnu al-Jauzi rahimahulLah di dalam At-Tabshirah (1/2971) mennyebutkan bahwa taubat sungguh-sungguh membutuhkan bukti penyesalan.
Baca Juga: Klopp Kecewa, Liverpool Alami Kekalahan Ketiga di Anfield