Alice dan Dua Pasukan Negeri Ajaib (Chapter 16)

- 13 April 2021, 09:34 WIB
tower bridge london
tower bridge london /pixabay/

GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, selagi Alice bersiap di bawah pengawasan Jonah, Alice merasa ada yang kurang dari dirinya. Ia masih merasa sedih karena harus kehilangan liontin kaca pemberian dari Ratu Putih.

Namun, di saat itulah Fenrir datang sebagai pahlawan karena berhasil menemukan liontin tersebut dan mengembalikannya pada Alice.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

Markas Semanggi, Wilayah Kekuasaan Pasukan Hitam…
Cahaya keemasan menyinari aula Markas Semanggi. Banyaknya penduduk sudah mengelilingi markas untuk menonton upacara penanda tanganan perjanjian damai antara Pasukan Merah dan Pasukan Hitam tersebut.
Dari ujung tangga aula sebelah kiri, Alice menghela napasnya karena rasa gugup yang tiba-tiba menghantui.

Baca Juga: Sering Dibasmi Karena Menganggu Manusia, Ternyata Ini Alasan Allah Menciptakan Nyamuk


“Kau siap, Alice?” tanya seseorang, membuat Alice sedikit tersentak.
“Ah, Rajaku,” lirih Alice saat menyadari itu hanya Lancelot. “Hm, tentu aku siap. Ini akhir yang aku inginkan untuk kalian berdua,” ucap Alice seraya memperbaiki jubah merah milik Lancelot, membuat raja tersebut sedikit merona. Namun, ia berusaha untuk tidak kehilangan harga dirinya.
“Ekhem!” dari ujung tangga yang lain, Ray berdiri dengan ekspresi tidak menyenangkannya. Alice langsung melepas tangannya dari pakaian Lancelot dan berdiri tegak. “Acaranya akan segera dimulai dan kalian masih bermesra-mesraan seperti? Jangan bercanda!”
“Hah? Apa kau keberatan, Raja Ray? Aku tahu kau hanya cemburu!”
“Kalian, sudahlah! Jangan bertengkar di sini! Kalian sudah berjanji akan berdamai, bukan?” tanya Alice.
Lancelot dan Ray saling membuang pandangannya, tidak mau mengakui apa yang akan mereka sepakati. Alice hanya ingin terkekeh melihat tingkah kekanak-kanakan keduanya,
“Demi Tanah Buaian, demi Negeri Ajaib, demi pasukan dan rakyat kalian,” ucap Alice dengan lembut. “Atau setidaknya demiku…”

Baca Juga: 5 Tips Anti Haus Saat Puasa Salah Satunya Jangan Minum Kopi


Dan saat itu pun, Lancelot dan Ray melepas egonya masing-masing. Keduanya saling menatap dengan sangat tajam. “Aku hanya melakukan ini demimu, Alice!”
Alice terkejut saat Lancelot dan Ray mengatakan itu bersamaan. Akhirnya, Alice pun tertawa lepas, membuat Lancelot dan Ray yang awalnya terkejut kini ikut tersenyum.
Suara terompet menjadi pembuka dari acara, membuat Alice kembali merapikan gaunnya. Ia tahu pembawa acara sudah siap memanggilnya.
“Penguasa Wilayah Hitam Negeri Ajaib, Raja Ray Blackwell.”
Susuai rumor yang beredar, dari luar aula samar-samar terdengar teriakan kaum hawa, baik yang tua mau pun yang muda. Ray memang sangat populer di kalangan perempuan Negeri Ajaib. Sementara itu, Ray hanya menjaga harga dirinya dan tetap bersikap dingin.
“Penguasa Wilayah Merah Negeri Ajaib, Raja Lancelot Kingsley.”
Berbeda dengan Ray, orang-orang mengagumi Lancelot dalam diam dan keterpanaan. Mungkin ini adalah cerminan dari auranya yang berwibawa dan karismatik. Wajar saja, dengan darah langsung yang mengalir dari Ratu Merah dan Alice Pertama, Keluarga Kingsley, termasuk Lancelot harus memiliki karisma seorang pemimpin. Ia dihormati sekaligus ditakuti oleh para penghuni Negeri Ajaib dan terkenal karena kepatuhannya terhadap tradisi.

Baca Juga: Ongkos Haji Naik, ASITA Minta Pemerintah Berikan Subsidi pada Jamaah Haji
“Lambang Perdamaian Negeri Ajaib, Nona Alice Kedua dari Negeri Ajaib.”
Alice melangkah perlahan, mengikuti tatakrama berjalan ala bangsawan. Tangan kanannya mengusap pagar pembatas untuk berjaga-jaga semisal ia terjatuh. Seluruh tamu yang hadir langsung terdiam, tak bisa berkata-kata.
“Cantiknya…”
“Maniknya sejernih kristal di Danau Air Mata.”
“Dewi Perdamaian…”
Komentar dari lirihan-lirihan itu membuat Alice sedikit tersenyum. Lalu, ia melihat dua tangan mengulur di hadapannya untuk membantunya menuruni anak tangga. Alice mendongak dan mendapati Lancelot dan Ray sudah saling tatap, berkompetisi tangan siapa yang akan Alice ambil. Gadis itu hanya terkekeh dengan sifat kekanak-kanakan dua raja tersebut.

Baca Juga: Hari Pertama Puasa, Mendag dan Ridwan Kamil Tinjau Cek Harga Sembako di Sejumlah Pasar Tradisional di Bandung
Dengan itu, Alice menjawab uluran kedua tangan rajanya itu. “Kalian ini,” kekeh Alice. “Kalian bisa kehilangan karisma pemimpin kalian jika kalian terus seperti ini.” Dan akhirnya, Alice berdiri di antara Lancelot dan Ray.
Ratu Putih sebagai pemimpin tertinggi di Negeri Ajaib pun mendudukan dirinya di antara Lancelot dan Ray selagi Alice berdiri di belakangnya. Ia mencelupkan pena khusunya pada tinta emas.
“Dengan ini, aku, Ratu Putih sebagai pemimpin tertinggi di Negeri Ajaib menyatakan bahwa Pasukan Merah dan Pasukan Hitam telah berdamai.”***

 
 

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x