Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 38)

- 12 Juni 2021, 09:40 WIB
GUNUNG Fuji.*
GUNUNG Fuji.* /PIXABAY

Tubuh Tsukiyama bergetar hebat selagi Tsukiyama berusaha untuk menghabiskan anggur tersebut.

PRANG!!! Tepat saat Tsukiyama meneguk tetesan terakhir dari mangkuk tersebut, mangkuk tersebut pecah. Tsukiyama membatukan darah yang sudah berpadu dengan anggur merahnya.

Di sisa tenaga dan kesadarannya. Tsukiyama berusaha untuk menatap Ieyasu. “I-Ie… y-yasu…”

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 32)

Ieyasu terkejut saat bibir Tsukiyama berusaha keras untuk mengucap namanya. Ia memperhatikan apa yang akan Tsukiyama berusaha untuk katakan.

“S-Sena!” panggil Ieyasu, cukup keras hingga anak-anaknya, Nobunaga, dan para pengikutnya bisa mendengar.

Suara itu bahkan bisa sampai pada indera pendengaran Tsukiyama yang pada dasarnya sudah tidak mampu merasakan apa-apa.

“A-a-aku,” Tsukiyama masih berusaha untuk berucap dan Ieyasu masih berusaha keras untuk menerjemahkan apa yang bibirnya katakan. “a-akan s-s-selalu men… c-cintai… mu.”

“Berbahagialah, anak-anakku. Doaku selalu bersamamu,” lirih Tsukiyama dalam hati untuk terakhir kalinya.

Senyuman indah bermandikan darah terlukis di wajah Tsukiyama bersamaan dengan air mata terakhir yang meluncur ke pipinya.
Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 33)

Di saat itu pun, Nobunaga mengangkat kipasnya dan sabit kematian pun memisahkan nyawa Tsukiyama dari tubuhnya.

 “IBUNDA!!!”. (bersambung)***

Halaman:

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah