Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 35)

- 9 Juni 2021, 12:00 WIB
GUNUNG Fuji.*
GUNUNG Fuji.* /PIXABAY



GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Tsukiyama bertemu dengan Nyonya Saigo untuk terakhir kalinya.

Ia memohon pada selir kesayangan suaminya itu untuk menjaga Nobuyasu dan Putri Kame.

Ia juga menitipkan Ieyasu padanya. Selain itu, Tsukiyama meminta Junpei untuk tetap setia pada klan meski saat Tsukiyama sudah tidak ada.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 25)

Angin danau membantu meringkankan langkah kaki Tsukiyama yang terasa berat.

Angin tersebut seperti dikirim langsung dari tepian jauh dan berbisik sehebat apa mereka menantikan Tsukiyama.

Pagi yang cerah terasa mendung dengan duka. Air danau yang nampak tenang seperti tidak berani menganggu suasana duka di sekitarnya.

Pemandangan Danau Sanaru yang indah ternodai oleh duka mendalam dari orang-orang dan para pengikut Klan Tokugawa yang hadir.


Aroma bunga hollyhock mengiringi langkah Tsukiyama bersamaan dengan daun-daunnya yang tertiup angin seakan mereka sedang menuntun orang penting ke suatu tempat yang sama pentingnya.

Tentu saja, dia adalah Nyonya Tsukiyama, istri sah dari Tokugawa Ieyasu.

Tiga daun bunga hollyhock adalah lambang penuh kebanggaan yang biasa menempel pada kimono Tsukiyama sebagai istri sah pemimpin Klan Tokugawa.

“Ibunda-” berniat untuk mendekati ibunya yang kini sedang mendekati kematian, Ieyasu menahan Nobuyasu.

Ieyasu memerintah para pengawalnya yang hadir untuk mengawasi secara ketat anak-anak dan para petinggi klan.

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 26)

Ia melarang mereka untuk mendekati Tsukiyama sedikit pun karena dikhawatirkan mereka akan berbuat yang tidak-tidak.

Dalam tunduknya, ekor mata Tsukiyama mulai menyisir para petinggi yang hadir.

Sesaat setelah ia melihat sosok seorang putri cantik di samping Oda Nobunaga, Tsukiyama tersenyum tipis.

“Jadi begitu,” lirihnya dalam hati. “Kau memutuskan untuk datang, Putri Toku.”

Ya, Putri Toku hadir dan berdiri di samping Oda Nobunaga, ayahnya.

“Nyonya Tsukiyama, putri dari Sekiguchi Chikanaga dan istri sah dari Tokugawa Ieyasu, majulah dan hadapi keputusan Tuan Oda Nobunaga!”

Kedua pengawal yang menjaga Tsukiyama pun menuju tempat mereka selagi Tsukiyama menghadap Nobunaga.

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 27)

Semua orang yang hadir menundukan wajah mereka, tidak berani menatap sang tiran dan mangsanya.

Tsukiyama menatap wajah Nobunaga dan Putri Toku untuk terakhir kalinya sebelum ia kembali menjatuhkan pandangannya bersamaan dengan kedua lututnya ke tanah.

Jemarinya yang pucat menyentuh tanah dan kepala ia tundukan sebagai tanda hormat dan permohonan ampun untuk terakhir kalinya kepada Nobunaga.

Tsukiyama kembali berdiri dan berjalan menuju tempat eksekusinya.

Ia terhenti sejenak saat ia mendapati sosok Ieyasu dengan Nobuyasu di belakangnya.

Tsukiyama mendapati Ieyasu menatapnya kosong dan penuh kehampaan. Ekspresinya sulit untuk dibaca, manik indahnya yang biasa membara kini padam dan bibirnya tampak pucat seperti tak dialiri darah.

Di samping itu, Tsukiyama bisa melihat Nobuyasu yang sudah berada di ambang tangisan. Tsukiyama hanya tersenyum tipis sebelum ia kembali berjalan.

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 28)

Senyuman itu menusuk hati Ieyasu yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi.

Tsukiyama pun terduduk di antara sebuah meja dengan semangkuk anggur merah berisi racun di atasnya dan seorang algojo yang sudah siap memanggal kepalanya kapan pun ia diperintahkan.

Tsukiyama menghela napasnya yang berat, tahu sisa hidupnya tinggal menghitung menit, bahkan detik.

Jenderal Tadatsugu maju ke hadapan Tsukiyama dengan membawa sebuah gulungan kertas. Ia membuka gulungan tersebut dan membacanya.

“Nyonya Tsukiyama, putri dari Sekiguchi Chikanaga, istri sah dari Tokugawa Ieyasu, dan ibu dari calon penerus Klan Tokugawa, Matsudaira Nobuyasu."

Baca Juga: Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 29)

Atas tuduhan bersekongkol dengan musuh aliansi dan tuduhan untuk menjatuhkan Tuan Oda Nobunaga, Nyonya Tsukiyama dinyatakan bersalah!

Oleh sebab itu, atas keputusan Tuan Oda Nobunaga, Nyonya Tsukiyama akan dijatuhi hukuman mati untuk kebaikan negeri ini! Sekian!”

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x