Gagal Rebut Demokrat, Pengamat Ini Sebut Moeldoko Cs Akan "Bedol Desa" ke Partai Lain

6 April 2021, 11:51 WIB
Moeldoko cs diprediksi akan pindah partai setelah gagal merebut kepemimpinan Partai Demokrat. /Dok KSP /

GALAMEDIA – Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly sudah memutuskan menolak seluruh berkas yang diajukan Partai Demokrat kubu KLB.

Penolakan ini tentu menjadi pukulan mematikan bagi Moeldoko dan kawan-kawannya karena perjuangan ‘reformasi’ mereka terhadap tubuh Partai Demokrat gagal.

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Harits Hijrah Wicaksana memprediksi bahwa kubu Moeldoko akan pindah partai.

Baca Juga: GAWAT! Politisi PKS Beri Peringatan Keras Terkait Kereta Cepat Jakarta-Bandung

“Kami yakin kubu Moeldoko akan terjadi ‘bedol desa’ dengan bergabung ke partai politik lain,” ucapnya di Kabupaten Lebak, Banten, dikutip dari Antara, 5 April 2021.

Harits pun menuturkan bahwa Moeldoko cs tak sekadar pindah partai bersama pengikutnya, tetapi bisa jadi akan membuat partai baru.

Menurutnya, jika Moeldoko memiliki kekuatan sumber daya manusia dan modal yang cukup, maka partai baru kemungkinan bisa dibentuk.

Baca Juga: Hari Ini, Habib Rizieq Shihab Kembali Ikuti Sidang PN Jaktim, Agenda: Putusan Sela

Akan tetapi, antara dua kemungkinan tersebut, Harits menganalisis pilihan terbesar Moeldoko cs justru akan hijrah ke partai politik lain yang sudah ada.

Selain itu, tidak akan semua kader bawahan Moeldoko ikut dirinya, tapi dimungkinkan ada yang kembali "bertobat" ke pangkuan AHY.

Partai yang akan menerima masuknya Moeldoko menurut Harits, akan merasa diuntungkan karena sebuah figur baru turut bergabung.

Baca Juga: Gadis 7 Tahun Dicabuli Kakek Kandung Sendiri Sebanyak 8 Kali Hingga Meninggal

Dosen Utirta Serang tersebut kemudian mencontohkan kejadian pindahnya mantan kader Partai Demokrat ke Partai Nasdem.

“Yang saya tahu contohnya anak mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadir Utomo yang kini berkarier di Partai Nasdem, dan mereka (Moeldoko cs) bisa saja bergabung,” kata Harits.

Di pengujung perseteruan antar AHY dan KLB ini, Harits menyebutkan bahwa Ketum Partai Demokrat harus punya peran untuk memainkan rekonsiliasi.

Baca Juga: Bukan Golkar, Ternyata Partai Ini yang Bela Jokowi Soal Pernikahan Atta dan Aurel, Gus Nadir: Nah Cocok!

AHY dituntut untuk bisa merangkul kembali Max Sopacua, Jhoni Allen Marbun, dan Marzuki Alie sebagai sesepuh di Partai Demokrat.

“Kami berharap AHY bisa memainkan peran untuk merangkul pendiri partai, agar kaderisasi politik berjalan untuk menaikkan elektabilitas pada Pemilu 2024,” ucap Harits.

Namun, jika perpecahan tersebut dibiarkan, maka Partai Demokrat akan kehilangan separuh suara, tambah Harits. (Penulis: Naufal Althaf M.A.)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler