GALAJABAR – Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar menyoroti sejumlah tudingan yang ditujukan pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dia menyoroti sejumlah tudingan yang dilontarkan pada Anies sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017.
Menurut Musni, seluruh tudingan yang diarahkan pada Anies tak pernah terbukti.
Hal ini disampaikannya melalui akun Twitter pribadi @musniumar pada Senin, 4 Oktober 2021 malam.
Baca Juga: Update Harga Emas di Pegadaian Terbaru Hari Ini 5 Oktober 2021: Antam Naik Tipis, UBS Turun
“Semua tudingan kepada Anies tdk pernah terbukti,” ujarnya.
Karena tudingan-tudingan tersebut tak terbukti, dia mengusulkan agar semua pihak yang melontarkan fitnah segera bertaubat, sebelum semuanya terlambat.
“Mereka yg fitnah Anies sebaiknya segera tobat sebelum ajal tiba,” imbaunya.
Sebelumnya, dalam cuitan berbeda, Musni sempat membahas sejumlah tudingan yang didapatkan Anies selama ini.
Terkhusus soal tudingan bahwa Jakarta akan menjadi Suriah jika di bawah kepemimpinan Anies.
Baca Juga: Cinta Fitri The Series Tayang Perdana Hari Ini, Berikut Deretan Pemerannya
“Dulu ada yang fitnah kalau Anies menang Pilgub DKI, Jakarta jadi Suriah,” cuitnya pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Namun faktanya DKI malah menjadi penyelamat demokrasi di Indonesia.
“Faktanya, DKI penyelamat demokrasi di Indonesia,” demikian cuitan Musni.
Tak berhenti sampai di situ, Musni menyatakan Jakarta di bawah Anies menjadi kota yang toleransi, terbuka, demokrasi, dan adil.
“Semua tudingan jahat terhadap Anies tdk terbukti. Jakarta dibawah Anies toleransi, keterbukaan, demokrasi dan keadilan diwujudkan. Ayo berhenti menfitnah, Mari kita bersatu untuk bangun Indonesia raya,” jelasnya.
Baca Juga: Rossa Unggah Potret Bareng Rizky Langit Ramadhan, Netizen: Kirain Adek Kaka
Diketahui, tudingan Jakarta akan menjadi Suriah tersebut dinyatakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah PKB Hasbiyallah Ilyas pada 9 April 2017.
Hasbiyallah Ilyas mengatakan, Jakarta dapat menjadi seperti Suriah jika dipimpin oleh Islam garis keras yang menganggap dirinya paling benar.
Menurut Hasbiyallah Ilyas, Jakarta adalah miniatur dan barometer Indonesia yang menjaga pluralisme.***