Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron

31 Oktober 2020, 18:45 WIB
Presiden Jokowi mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina Nabi Muhammad dan melecehkan umat Islam.* /Twitter @FadjroelRahman


GALAJABAR - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina umat Islam membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara.

Jokowi mengecam dan menyayangkan pernyataan Macron tersebut. "Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Presiden Jokowi, di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu 31 Oktober 2020.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu seusai bertemu dengan para tokoh agama di Indonesia yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) serta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Agama Fachrul Razi.

Baca Juga: Seorang Perempuan dan Dua Anaknya Terjebak Dalam Lift Selama 1,5 Jam

"Yang bisa memecah belah persatuan antarumat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menilai bahwa kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian serta kesakralan nilai-nilai dan simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan.

"Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hukum dengan agama apa pun," ujar Presiden Jokowi yang dikutip galajabar dari Antara.

Baca Juga: Amerika Serikat Catatkan Rekor Dunia Penambahan Kasus Covid-19

Indonesia pun, lanjut Jokowi, mengecam keras kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice.

"Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa," ujar Presiden.

Pada Kamis (29/10), penyerang bersenjata pisau menewaskan dua orang dan melukai sejumlah orang lainnya di satu gereja di Kota Nice, Prancis.

Baca Juga: Ganjar Naikan UMP, Ridwan Kamil Pilih Tak Naikan UMP 2021

Pelaku mengaku ingin membalas pemenggalan guru Sejarah dan Geografi Samuel Paty (47) pada 16 Oktober 2020 di Eragny yang dipenggal oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18), karena Paty menunjukkan kartun nabi Muhammad.

Namun Presiden Emmanuel Macron berpendapat bahwa Paty hanya mengajarkan kebebasan berekspresi dan berpendapat pada para siswanya.

Emmanuel Macron juga mengeluarkan kata-kata soal Islam yang menyinggung umat Muslim.

Baca Juga: Data Terbaru: 78  Wisatawan di Jabar Reaktif Covid-19

Macron menyebut "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia"

Menurut Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis.

Hal inilah yang membuat sejumlah negara Islam di dunia mengecam pernyataan Presiden Prancis itu. Muncul juga kampanye untuk memboikot produk asal Prancis.

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler