Presiden Ingatkan Ancaman La Nina, Ini Tiga Poin Arahannya Mengenai Bencana Hidrometeorologi

- 14 Oktober 2020, 16:12 WIB
Ilustrasi Fenomena La Nina: Diprediksi Indonesia akan mengalami fenomena la nina, BNPB imbau masyarakat untuk mengantisipasi fenomena cuaca tersebut.
Ilustrasi Fenomena La Nina: Diprediksi Indonesia akan mengalami fenomena la nina, BNPB imbau masyarakat untuk mengantisipasi fenomena cuaca tersebut. /PIXABAY.COM/Ilustrasi badai

GALAJABAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan pada Oktober-November, bakal terjadi peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina, hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera.

Selanjutnya pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Terkait dengan fenomena alam La Nina
menjadi salah satu yang dibahas Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas melalui konferensi video, Selasa 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Siapkan Antisipasi, Fenomena La Nina Menyapa Hampir Seluruh Wilayah Indonesia

Pada kesempatan itu presiden menyampaikan tiga poin arahan mengenai bencana hidrometeorologi sebagai dampak dari fenomena La Nina.

"Pertama siapkan langkah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, yang diprediksj akan menyebabkan peningkatan curah hujan bulanan antara 20-40 persen di atas normal," kata Presiden Jokowi.

Kedua, lanjutnya, hiitung dampak dari fenomena La Nina terhadap produksi sektor pertanian, perikanan dan perhubungan.

Baca Juga: Pegiat KAMI Ditangkap, Kompolnas Dapat Merekomendasikan Penyalahgunaan Wewenang

"Dan ketiga sebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca secepatnya ke seluruh provinsi dan daerah, sehingga semua tahu akan terjadi kenaikam curah hujan bulanan," pesan presiden.

Picu bencana


Deputi Bidang Klimatologi pada BMKG,
Herizal, M.Si., mengungkapkan, BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.


“Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya. Namun demikian dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia,” kata Herizal dikutip dari bmkg.co.id, Rabu (14/10/2020).

Baca Juga: Waspada! La Nina Sedang Berkembang di Samudra Pasifik, Indonesia Bakal Terdampak
Pada Bulan Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan, di antaranya: Pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.


“Peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.,” ungkapnya.


Ia mengimbau kepada para pemangku kepentingan untuk dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

Baca Juga: iPhone 12 dan iPhone 12 Mini, Produk Baru Apple yang Bikin Ngiler
“Masyarakat diimbau agar terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” sarannya.

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x