Dead Apple: Without Me (Chapter 3)

- 23 Desember 2020, 08:12 WIB
Ilustrasi seseorang memegang apel untuk buka puasa weton.
Ilustrasi seseorang memegang apel untuk buka puasa weton. /PIXABAY/congerdesign



GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan Sakaguchi Ango dari Divisi Tindak Khusus Yokohama menyatakan Dazai Osamu sebagai tersangka yang membawa seorang teroris kelas khusus, Shibusawa Tatsuhiko ke Yokohama.

Ia menjadi salah satu dari tiga dalang di balik konflik yang akan menimpa kota tersebut.

Tentu saja Hana tidak menerima tuduhan yang ditujukan pada suaminya tersebut.

Ia berusaha sebisa mungkin untuk mengelak setiap tuduhan tersebut. Namun sayangnya, ia tidak bisa berbuat banyak.

Selamat menikmati lanjutan manga karya Sadrina Suhendra.

“And then I got you off your knees.
Put your right back on your feet.
Just so you could take advantage of me.”

Baca Juga: Mencengangkan! Sabu-sabu yang Diungkap Polisi di Petamburan Diperkirakan Senilai Rp156 Miliar

“Hana!” teriak Chuuya saat ia melihat Hana sudah terkapar di depan rumahnya.

Ia pun menghampiri Hana dan membantunya untuk bangun. “Apa yang terjadi?!” paniknya.

“Dazai tidak mungkin melakukan itu,” lirih Hana seperti sedang berhalusinasi.

“Aku tahu!” Chuuya pun membantu Hana untuk berdiri.

Hana tiba-tiba mendapat insting bahwa ada orang lain di sekitarnya.

Lalu ia melihat pria berambut cokelat tua berjalan mendekatinya. “Dazai?” lirihnya.

Dazai hanya diam. Ia melenggang masuk ke dalam rumahnya.

“D-Dazai!” panggil Hana. Tak ada jawaban. Air mata pun kembali meluncur ke pipi Hana.

Ia pun jatuh ke sandaran Chuuya. “Hey, Hana! Sialan, Dazai!” kesal Chuuya.

Baca Juga: Arsenal vs Man City, Hancurkan The Gunner, The Citizen Melaju ke Semifinal Piala Liga

Di dalam, Dazai memasuki kamarnya. Ia membuka laci pada nakasnya dan mengambil beberapa pil, suntikan dan cairan obat tidur dari dalamnya.

Ia pun keluar dari kamarnya itu dan berjalan menuju kamar Diana.

“Eh, Papa?” tanya Diana, memastikan kalau itu ayahnya.

“Kau belum tidur, Sayang?” tanya Dazai. Ia pun menggendong putrinya itu dan mengayunnya.

Sejujurnya, Diana sedang berusaha tenang di hadapan ayahnya.

“Diana, Papa ingin bertanya sekali lagi. Apa kau siap untuk melindungi Mama?”

Diana mengangguk tanpa ragu. Diana menangkup kedua pipi Dazai dengan tangan kecilnya.

“Hm! Meski jika Diana harus segera bertemu Paman Oda.”

Dazai terkejut akan pemikiran putrinya yang lumayan dalam itu.

Baca Juga: Temukan Kode 55, Polisi Dalami Dugaan Adanya Pelaku Lain Terkait Sabu 201 Kg di Petamburan

Ia tidak mengira bahwa putrinya baru berumur tiga tahun karena sudah memiliki pemikiran seperti itu.

Dazai pun menidurkan putrinya. Ia mengisi suntikan yang ia bawa dengan cairan obat tidur yang sudah dicampur dengan zat pengabur bau.

Ia menempelkan keningnya dengan kening putrinya. “Maafkan Papa, Sayang.” lirih Dazai dengan nada yang pecah.

Diana menggelengkan kepala dan menangkup pipi Dazai lagi.

“Papa ingin melindungi Diana dan Mama, bukan? Diana selalu percaya bahwa Papa adalah orang yang baik.” Dazai pun tersenyum.

Genggaman tangan Diana berpindah pada pundak Dazai. Ia meremas kain jas yang Dazai kenakan.

Baca Juga: Polisi Ungkap 201 Kg Sabu Jaringan Timur Tengah di Petamburan

“Aw!” jeritnya pelan. Tangan Dazai sedikit bergetar saat menyuntikan obat tidur itu.

“Maaf! Paa minta maaf! Papa menyayangimu.” bisik Dazai.

Syaraf-syaraf pada tubuh Diana mulai menyerah. Diana pun perlahan mulai terjatuh dalam tidurnya.

“Tidak perlu minta maaf. Diana akan baik-baik saja! Diana juga menyayangi Papa.”

Dengan itu, Diana mulai tertidur. “Orangtua macam apa aku?” tanya Dazai pada dirinya sendiri seraya menutupi sebagian tubuh Diana dengan selimut.

Ia pun berbalik, menyadari bahwa kini ia hanya perlu berurusan dengan Chuuya dan istrinya sendiri yang sudah menunggu di bawah.

Dazai membuka pintu dan melenggang, melewati Chuuya dan Hana.

“Dazai, apa yang sebenarnya akan kau lakukan?!” teriak Chuuya pada Dazai. “Apa kau akan menelantarkan keluargamu begitu saja?!”

Baca Juga: Waspada ! Ganja Berbentuk Susu Bubuk Cokelat

“Ini tidak ada hubungannya denganmu, Chuuya,” jawab Dazai yang terhenti tanpa menolehkan wajahnya sedikit pun.

Hana menyadari bungkus obat yang Dazai pegang. Hana pun mendorong dirinya sendiri untuk lepas dari sandaran Chuuya.

“Apa yang akan kau lakukan?!” tanya Hana dengan nada yang sedikit membentak.

“Untuk kali ini saja, aku ingin mengingkari janjiku pada Odasaku. Sudah lama rasanya aku tidak berada di sisi yang paling ia benci,” ungkap Dazai, membuat Hana terkejut.

 “Aku tahu kau bohong! Apa kau akan membawa bencana yang sama seperti dulu?! Kalau itu memang benar,” perkataannya terhenti.

Ia pun menangis. “KAU SAMA SAJA DENGAN DIA YANG TELAH MEMBUNUH KAORI DAN YUZURU!”

Mengingat kenangan itu, tangisan Hana langsung pecah. Kaori dan Yuzuru adalah sahabat sekaligus rekan Hana saat di Port Mafia.

Ketiganya selalu bersama. Kaori gadis yang berkemampuan khusus. Alunan Kebohongan adalah nama kemampuannya.

Ia bisa mengendalikan segala jenis suara di sekitarnya. Sementara Otonashi tidak memiliki kemampuan khusus.

Baca Juga: Istri Mantan Menteri Kelautan Diperiksa KPK, Mengaku Tandatangani Penyitaan Barang

Meski begitu, gayanya dalam bertarung dan menggunakan senjata harus diacungi jempol.

Dan sekali lagi, benar! Shibusawa Tatsuhiko lah yang membunuh Kaori dan Otonashi.

Saat itu Hana sangat terpukul bahkan sampai hampir ikut terbunuh.

Beruntung ada kakaknya, Odasaku yang langsung membawanya pergi.

Hening sesaat. Dazai hanya bisa terdiam. Bukan itu yang sebenarnya Hana khawatirkan.

Ia tahu Dazai bukan orang yang mudah mengingkari janji. Ia juga tahu serumit apa pikiran dan ide suaminya itu.
Ia tahu Dazai hanya ingin melindungi keluarganya dan Yokohama sebagai tempatnya tinggal.

Hana paham dengan sangat jelas kejadian macam apa yang akan terjadi.

Karena ia tahu kejadian ini akan sama seperti bencana yang merebut kedua sahabatnya itu.

“Dazai, apa kau akan mengkhianati istri dan anakmu sendiri?!” tanya Chuuya lagi.

Hana menatap Chuuya, menyuruhnya untuk berhenti. Hana sedikit melangkah.

Baca Juga: WHO Peringatkan Kemunculan Varian Baru Covid-19 yang Lebih Menular

“Bodoh! Kau sangat-sangat Bodoh! Mengirim dirimu sendiri menuju kematian, kau sangat bodoh!” bentak Hana.

“Bahkan Diana rela bertemu dengan pamannya demi melindungi kita."

"Padahal ia baru berusia tiga tahun. Mana mungkin aku bisa membiarkan itu terjadi, Hana?! Lebih baik aku yang bertemu dengan Odasaku terlebih dulu,” pungkas Dazai.

“Diana,” lirih Hana, menyebut nama putrinya. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Diana.

“Ah, tenang saja!” pungkas Dazai lagi. “Aku sudah menyuntikan obat tidur dan menyamarkan bau tubuhnya."

"Aku tidak bisa membiarkan putri kita terlibat dalam masalah ini. Ia tidak akan bangun hingga konflik ini selesai."

"Kaori dan Yuzuru juga pernah menjadi bawahanku, aku tidak akan membiarkan orang-orang terdekatku ikut terbunuh lagi. Tapi, aku ingin mereka tetap berjuang.” jelas Dazai.

Chuuya pun langsung masuk ke dalam rumah keluarga Osamu itu untuk mengecek Diana.

“Hana,” panggil Dazai. Yang terpanggil langsung mendongak.

“Teknik bertarung milik Otonashi adalah salah satu kelemahanmu. Gunakan teknik itu untuk menghancurkan jantung yang ada di kepalamu!”

Perintah Dazai seperti sedang memberi kode.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru, Pemprov Jabar Masifkan Test Antigen

“Jantung? Kepala?” Ia tahu persis bahwa jantung itu di dada. Tapi, ia juga sadar bahwa itu adalah teka-teki.

Chuuya kembali. Hana menatap Chuuya, seakan sedang bertanya.

Chuuya mengangguk. Informasi yang Dazai sampaikan itu benar.

Hana tahu apa yang akan terjadi. Ia, Chuuya, Kouyou dan Mori sudah membahas ini sebelumnya.

Membahas masalah tentang Pembunuhan Massal Orang Berkemampuan Khusus.

Jika Dazai bergabung dengan musuh, maka kemungkinan besarnya ia akan terbunuh saat mengetahui ia telah berkhianat.

Atau saat rencana musuh selesai, ia akan tetap terbunuh.

 “Tapi kau akan terbunuh!” tangis Hana pun menjadi. “Diana tidak mungkin tumbuh tanpa seorang ayah.”

Halaman:

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah