Mereka yang Kau Tulis (Chapter 5)

- 25 Januari 2021, 07:56 WIB
 ilustrasi menulis
ilustrasi menulis /pixabay



GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Dibantu oleh kakaknya, Leo, Leona berusaha untuk menenangkan dirinya setelah melampiaskan kekesalannya.

Leona yang tidak tahan pun mminta kejelasan kenapa ia harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal.

Leo pun mengingat apa yang pernah ibunya katakan sebelas tahun sebelumnya, bahwa kebahagiaan adik-adiknya adalah prioritas utama.

Ikuti cerita bersambang karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

“Apa hubungannya semua ini dengan Ibunda?” tanya Leona.

“Ibunda selalu menjauhkanmu dari takdir perjodohan ini. Harga diri keluarga yang Ayahanda turunkan pada pundak kita harus kita jalani,” lanjut Leo.

“Aku akan melakukan apa saja untuk mengemban harga diri keluarga kita. Tapi sebagai seorang wanita seorang sendiri, bukan dengan orang lain apalagi yang belum aku kenal!” Leona menatap tajam Leo.

“Aku masih belum berniat untuk diperistri seseorang. Aku juga ingin jatuh cinta. Waktu belum mempertemukanku dengan cinta itu. Aku tidak bisa memaksakan hatiku,” lirih Leona.

Air mata jatuh ke pipinya.

Baca Juga: Virus Corona Menjangkiti 20 Warga Binaan Lapas Narkotika Cirebon

“Kalau begitu, paksakan harga dirimu!” titah Leo.

Leona menoleh, mendapati kakaknya menyodorkan selembar kertas lama. Leona menerimanya. “Apa ini?”

“Catatan terakhir Ibunda.”

Leona menerimanya dan membuka lipatan kertas itu.

Ia dapat melihat tulisan dengan huruf bersambung yang sering ia lihat dalam novel dan teks drama karya ibunya. Perlahan, Leona membacanya.

“Untuk putriku satu-satunya, Leona…
Apa kabar, ‘Nak? Kau mungkin menemukan itu tujuh tahun setelah surat ini aku tulis atau mungkin lebih. Kalau memang lebih aku sangat bersyukur.

Bunda mungkin tidak melakukan semua yang terbaik untuk menjauhkanmu dari kerasnya peraturan keluarga ayahmu.

Rasanya tidak adil juga aku bisa menikah dengannya dalam keadaan jatuh cinta dan putriku malah akan seperti ini.

Baca Juga: Melanggar PPKM, Timgab Bubarkan Dua Pasar Tumpah di Cileunyi

Leona, semua memang berawal dari Ibunda. Enam tahun sebelum ini, seseorang berhasil menyelamatkanku dari kejamnya musuh ayahmu, tepatnya saat ibu mengandung Leon.

Seseorang mencoba untuk menumpahkan cairan asam tepat di atas kepalaku saat berada di acara pelantikan ayahmu sebagai seorang jenderal baru.

Kau mungkin tidak ingat dengan kejadian itu.

Seorang pemuda yang seumuran kakakmu berhasil menyelamatkanku dan mendorongku menjauh dari titik cairan asam itu.

Mungkin Ibunda terlalu bahagia karena yang ada di pikiranku saat itu hanya nyawa Leon yang masih ada dalam kandunganku.

Aku membuat kesepakatan akan mengabulkan satu hal, apapun yang ia inginkan.

Karena orang ini tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk sesuatu yang tidak berguna, akhirnya dia menyimpan kesepakatan itu.

Baca Juga: BPS : Penduduk Indonesia Bertambah 32,56 Juta Jiwa

Enam tahun kemudian tepatnya beberapa hari sebelum hari ini, lelaki yang menyelamatkanku itu kembali padaku setelah ia resmi menjadi anggota pasukan angkatan udara baru di bawah keseluruhan pimpinan ayahmu.

Sepertinya ia menaruh hati padamu. Ia ingin menikahimu saat usiamu sudah cukup dan berjanji akan membuatmu jatuh hati juga padanya. Dia adalah William Giovanni.

Ibunda takut. Ibunda selalu selalu berusaha untuk membicarakan ini dengan ayahmu untuk tidak memaksakanmu menikah di usia tujuh belas tahun sesuai peraturan keluarga ayahmu.

Aku selalu berusaha untuk menjauhkan peraturan itu darimu.

Tapi justru, malah aku yang menjerumuskanmu pada peraturan itu.

Aku tidak tahu apa aku bisa dimaafkan atau tidak, tapi aku sangat ingin dimaafkan.

Ibunda sadar telah merenggut kebebasan yang sebenarnya selama ini telah Ibunda perjuangkan untukmu.

Baca Juga: Perusahaan Farmasi Kurangi Kuota Pengiriman Vaksin Covid-19, PM Italia Marah Besar

Tapi bintang-bintang menyimpan janji kecilku itu yang sangat berakibat fatal padamu.

Maafkan ibumu ini, Leona. Semoga kau bisa terlepas dari peraturan yang mengikat kebebasanmu ini dan menikah dengan orang yang kau cintai.

Sekali lagi atau mungkin akan aku lakukan berulang kali jika aku mampu, Leona, maafkan Ibunda. Aku sangat-sangat menyayangimu.

Tertulis, Ariel Rouen, Ibumu.”

Bersambung...***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x