YAICI dan IBI Jabar Ingatkan Pentingnya Literasi Gizi dan Pengetahuan Bidan Tentang Susu Anak

10 Agustus 2022, 22:48 WIB
YAICI dan IBI Jabar Ingatkan Pentingnya Literasi Gizi dan Pengetahuan Bidan Tentang Susu Anak./dok.IST /

GALAJABAR - Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan dengan peran penting di masyarakat. Tidak hanya bertugas sebagai pendamping persalinan, bidan juga memiliki tugas memberikan pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak.

Oleh karena itu, kemampuan bidan terkait literasi gizi dan kesehatan keluarga harus senantiasa ditingkatkan.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan pasal 46 menjelaskan bahwa tugas bidan meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, reproduksi perempuan, dan keluarga berencana.

Oleh karena itu. bidan berperan penting dalam mencegah gizi buruk dan stunting.

Sebagaimana diketahui, Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan berbagai persoalan malnutrisi pada anak.

Baca Juga: Pengusaha Kelahiran Indonesia Luncurkan Brand Mewah Baru di Australia

Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan prevalensi stunting sebesar 24,4 persen. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14 persen.

Sementara Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8 persen dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8 persen. Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8 persen, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik.

Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pencapaian target penurunan stunting, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat memberikan pembekalan untuk meningkatkan literasi gizi bidan.

Program edukasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bidan dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat, baik dalam bentuk edukasi gizi maupun membantu merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bergizi.

Ketua harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, upaya-upaya pencegahan stunting berupa edukasi gizi yang menyasar langsung ke masyarakat perlu terus menerus di lakukan.

"Bidan adalah profesi yang dekat dengan masyarakat, sudah sepatutnya memberikan edukasi gizi yang tepat kepada masyarakat. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang banyak membantu persalinan, tentu juga sangat dekat dengan masa 1000 HPK," ungkapnya di Bandung, Rabu, 10 Agustus 2022.

Pihaknya berharap bidan dapat memberikan informasi-informasi yang tepat kepada para ibu.

Baca Juga: Peran Public Relations untuk Eksistensi Lembaga Dokumenter

"Memastikan pemenuhan kebutuhan gizi ibu saat hamil, memastikan inisiasi menyusui dini, pemberian ASI hingga pada saat MPASI nanti. Disini juga penting, saat anak mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI, bidan harus menginformasikan apa saja yang bolah dan tidak boleh. Jangan sampai bidan membiarkan masyarakat menambahkan susu jenis kental manis dalam menu MPASI, atau memberikan susu jenis kental manis sebagai.minuman susu untuk balita," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil ketua I IBI Provinsi Jawa Barat, Nina Farida Ariyani mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan edukasi kepada ibu hamil untuk mulai melakukan perawatan payudara sejak kehamilan tujuh bulan.

Diakuinya masih banyak ibu yang sudah melahirkan, yang tidak bisa mengeluarkan ASI. Hal tersebut, salah satunya karena ketika kehamilan tidak dilakukan perawatan payudara.

"Semahal apapun susunya, tidak ada yang bisa mengimbangi kualitas ASI, maka kami terus edukasi kepada para ibu hamil," tambahnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler