Sebut Budi Waseso Gagal, Pendukung Jokowi Tiga Periode: Kok Baru Teriak-Teriak Si Dirut Bulog

- 21 Maret 2021, 22:43 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat sidak Gudang Bulog Regional NTB.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat sidak Gudang Bulog Regional NTB. /Dok. Perum Bulog

GALAJABAR - Pendukung Presiden Jokowi tiga periode, Arief Poyuono turut menanggapi polemik wacana impor beras yang belakangan ini ramai diperbincangkan.

Mantan Waketum Partai Gerindra ini mempertanyakan terkait pihak yang seharusnya disalahkan sehingga ada keputusan impor beras.

Seperti diketahui, banyak pihak yang menyalahkan pemerintah, utamanya Kementerian Perdagangan soal impor ini.

Baca Juga: Loyalis AHY Ucapkan Selamat kepada Inisiator KLB Deli Serdang atas Kelahiran Partainya

Terlebih, pihak Bulog menolak impor dengan alasan masih ada stok beras.

Namun Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ubu menyebutkan alasan terkait stok beras yang tidak terpakai tersebut sebenarnya adalah bentuk kegagalan Direktur Utama Bulog dalam mengelola.

“Ini yang salah Bulog apa pemerintah sampe impor beras? Kok Baru Teriak teriak si Dirut Bulog. Memang Bulog enggak kasi data stock buffer beras. Beras engga kepake di Bulog itu alasan klasik membuktikan dirut Bulog Gagal ngelola Bulog,” tulis Arief di Twitter @bumnbersatu pada Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Kubu Moeldoko Tuding SBY-AHY Kerap Tebarkan Hoaks, Herzaky Mahendra: Kerjanya Mengumbar Fitnah

Ia pun membagikan cuitan tersebut bersama tautan artikel berita yang membahas soal penolakan Dirut Perum Bulog pada impor beras.

Budi Waseso, Dirut Perum Bulog menegaskan tidak akan sepenuhnya ikut kebijakan tersebut karena akan menyebabkan anjloknya harga gabah di tingkat petani saat musim panen.

“Kalau pun kami mendapatkan tugas impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan, karena kami tetap memprioritaskan produk dalam negeri yang sekarang masa panen raya sampai bulan April,” kata pria yang akrab disapa Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Senin, 15 Maret 2021.

Baca Juga: Anies Baswedan Dijagokan Anak Muda Jadi Presiden, Geisz Chalifah: Gue Enggak Percaya ...

Seperti diketahui, saat ini menjadi masa puncak panen raya hingga satu bulan mendatang.

Stok beras di gudang Bulog pun mencapai 883.575 ton dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 859.877 ton dan beras komersial sebesar 23.706 ton.

Selain itu, Buwas juga berkaca dari pengalaman sebelumnga bahwa beras impor yang cadangan pemerintah tak terpakai sehingga menyusut kualitasnya bahkan rusak.

“Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari (stok Bulog) 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor. Jadi sudah menahun kondisinya, layak pakai tapi harus di-mix dengan beras dari dalam negeri. Permasalahannya ada kesalahan saat impor lalu, rata-rata taste-nya pera, nggak sesuai dengan taste masyarakat kita, sehingga jadi permasalahan,” katanya.

Baca Juga: Pengumuman Hasil SNMPTN 2021 Berlangsung Besok, Bisa Diakses Melalui Link Berikut Ini

Akibatnya, Bulog harus putar otak demi mempertahankan kualitas berasnya, setidaknya agar masih layak konsumsi.

Selanjutnya,  Buwas juga mengungkapkan bahwa kondisi beras di gudang bulog saat ini kian mengkhawatirkan. Padahal, jumlahnya tidak sedikit, mencapai ratusan ribu ton.

“106 ribu ton itu sudah mulai turun mutu, dan kita sudah ajukan ke Pemerintah dalam rakortas,” kata Buwas.***

 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x