Beda Pendidikan Sejarah Dulu dan Sekarang, Gus Miftah: Dulu Anak-anak Taunya Cut Nyak Dien, Sekarang Taunya Cu

- 21 April 2021, 20:36 WIB
Gus Miftah
Gus Miftah /instagram.com/gusmiftah//

GALAJABAR - Pendakwah tanah air, Gus Miftah, turut berekasi atas hilangnya KH Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

Gus Miftah menyayangkan jika hal itu memang terjadi, pasalnya hilangnya KH Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal.

Menurut Gus Miftah, Kh Hasyim Asyari bukan hanya tokoh pendiri NU saja, melainkan juga sebagai pahlawan nasional.

Baca Juga: Dapati Dirjen Kebudayaan Bela PKI, Mustofa Nahrawardaya Tak Kaget Polemik Terjadi di Kemendikbud

Berbicara tentang pahlawan nasional, Gus Miftah mengajak masyarakat untuk membangkitkan lagi isu-isu kebangsaan supaya generasi masa depan bisa tetap mengetahui para pahlawan bangsa Indonesia.
 
Ia pun membandingkan pendidikan sejarah Indonesia di zaman dulu dan sekarang yang menurutnya sangat jauh berbeda.

Hal itu disampaikan melalui video yang diunggah pada akun Instagram pribadinya, Rabu 21 April 2021.

Baca Juga: Dinsos P2KBP3A Kota Cimah Gelar Layanan KB di Pasar Atas Baru

Menurutnya isu-isu kebangsaan harus ditingkatkan lagi supaya generasi bangsa bisa mengetahui pahlawan-pahlawan nasional.

Gus Miftah menceritakan pengalamannya dahulu saat berada dibangku sekolah, menurutnya zaman dulu banyak pelajaran yang mengajarkan bagaimana caranya bisa mencintai bangsa Indonesia.

"Kenapa saat ini saya lebih care terhadap isu-isu kebangsaan, karena ketika dulu sekolah, saya banyak diajarkan pelajaran-pelajaran bagaimana saya bisa mencintai bangsa ini," ujarnya, dikutip galajabar, Rabu 21 April 2021.

Baca Juga: Akhmad Djohara Sebut Butuh Alat Berat untui Menyingkirkan Material Longsor di Pangalengan

Pendakwah yang kerap dijuluki sebagai presiden para pendosa itu juga mengungkapkan di zaman dirinya duduk dibangku sekolah, banyak pelajaran-pelajaran bertema kebangsaa.

Seperti pendidikan sejarah perjuangan bangsa dan penataran P4, selain itu murid-murid diwajibkan untuk belajar dan menghafal lagu-lagu tentang kebangsaan Indonesia.

"Dulu ada pendidikan sejarah perjuangan bangsa, penataran P4, lagu-lagu kebangsaan yang diajarkan kepada murid-murid," ungkapnya.

Baca Juga: Video Lama Hilmar Farid Beredar, Fadli Zon Soroti Dirjen Kebudayaan yang Membela PKI: Dia Mau Belokan Sejarah!

Lantas ia pun membandingkan pendidikan zaman dulu dengan era sekarang, yang menurutnya saat ini tidak ada lagi pelajaran-pelajaran bertemakan kebangsaan.

Gus Miftah juga menyoroti sistem pendidikan zaman sekarang yang mana menurutnya anak-anak sekolah di masa ini tidak hafal tentang lagu-lagu kebangsaan dan pahlawan nasional.

"Hari ini sudah tidak ada lagi penataran p4, pelajaran pspb, anak-anak sudah tidak hafal lagi dengan nama-nama pahlawan," katanya.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kapal Selam TNI AL Hilang Kontak di Perairan Utara Bali

Lebih lanjut, Gus Miftah mengatakan jika zam dulu anak-anak taunya pahlawan seperti Cut Mutia, Cut Nyak Dien, sekarang justru berbalik tak ada anak-anak yang tau tentang pahlawan nasional tersebut.

Anak-anak zaman sekarang menurut Gus Miftah lebih mengetahui artis-artis seperti Cut Keke ataupun Cut Tari.

"Dulu anak-anak taunya cut nyaiden sekarang anak-anak taunya cut keke cut tari," tandasnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x