Matahari Terbit dari Arah Utara Disebut Tanda Kiamat, BMKG: Padahal itu Pelajaran Geografi Saat SMP

- 18 Juni 2021, 17:57 WIB
Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono. /Instagram.com/@daryonobmkg//

GALAJABAR - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, akhirnya buka suara terkait viralnya video yang menyebutkan matahari terbit dari arah utara.

Melalui akun Twitter pribadinya, Daryono mengaku sedikit prihatin dengan viralnya kasus yang menyebutkan matahari terbit dari arah utara itu.

Pasalnya video viral yang menyebutkan matahari terbit dari arah utara itu, dikatakan Daryono merupakan fenomena tahunan yang biasa disebut gerak semu matahari (GSM).

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Presiden Jokowi Layak untuk Mundur Secara Terhormat, Ini Respon Teddy Gusnaidi

Daryono menjelaskan bahwa gerak semu matahari (GSM) tersebut, merupakan mata pelajaran sekolah yang sudah diajarkan di bangku SMP.

"Saya kok agak prihatin dgn viralnya kasus gerak semu matahari, padahal itu di pelajaran geografi saat smp sudah diajarkan," kata Daryono, dikutip galajabar Jumat 18 Juni 2021.

Seperti diketahui, sebuah video telah beredar luas yang menyebut matahari terbit dari arah utara di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: VIRAL! Seorang Perempuan di Kota Cimahi Menjadi Korban Aksi Penjambretan Pengendara Motor Gede

Video tersebut diketahui direkam dari lokasi MAN Binamu, Jeneponto, Sulawesi Selatan pada Kamis 17 Juni 2021 sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Dalam rekaman video tersebut, si perekam yang diduga merupakan seorang guru itu mengatakan bahwa pada pagi hari itu matahari berada di arah utara dianggapnya kejadian yang aneh.

Hal itu dikarenakan si perekam mengaku belum pernah melihat ada matahari yang ketika pagi hari sudah berada di arah utara.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Cimahi Meningkat, Kabid Damkar Kota Cimahi: Inilah Buah Pelanggaran Prokes

Tak sampai disitu, si perekam juga mengaitkan matahari yang pada pagi hari itu dianggapnya telah terbit dari arah utara sebagai salah satu tanda kiamat.

Sementara itu, Daryono tampak tak sependapat dengan si perekam yang menyebut matahari terbit dari arah utara itu sebagai tanda kiamat.

Menurut penuturannya, Daryono mengakui sangat sedih ketika fenomena tahunan gerak semu matahari (GSM) dikaitkan dengan tanda kiamat.

Baca Juga: Dekat Seperti Kakak dan Adik, Deding Ishak Mengaku Sedih Atas Musibah yang Menimpa Ade Barkah

"Sedih, hal seperti ini sampai viral, sampai-sampai menyinggung kiamat segala," tuturnya.

Selain itu, Dayono menjelaskan terkait gerak semu matahari (GSM) yang merupakan fenomena alam biasa yang terjadi setiap tahunnya.

Gerak semu matahari (GSM) dikatakan Daryono merupakan fenomena alam biasa dimana matahari seperti bergeser ke utara dan selatan yang terjadi tiap tahun.

Baca Juga: Rincian Gaji dan Tunjangan 5 Pejabat Negara di Indonesia, Ada yang Mencapai Rp66 Miliar

"Gerak semu matahari merupakan fenomena alam biasa dmn kedudukan Matahari spt bergeser ke utara dan selatan yg tjd tiap tahun," terangnya.

Daryono juga menjelaskan bahwa saat ini posisi matahari sedang bergeser ke arah utara, dan puncaknya akan terjadi pada tanggal 21 Juni 2021.

Hal itu menurut Daryono bisa terjadi dikarenakan pergerakan bumi mengelilingi matahari sehingga matahari seolah terbit di utara.

Baca Juga: Fahri Hamzah 'Bandingkan' Kedudukan Sebagai Pejabat dan Rakyat Biasa: Pejabat Memang harus Dicurigai

"Saat ini Matahari sudah bergeser ke utara, puncaknya di utara pd 21 Juni. Ini tjd krn pergerakan Bumi mengelilingi Matahari (revolusi Bumi) shg Matahari seolah terbit di utara," pungkasnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x