Jelang Muktamar NU ke-34, Faizal Assegaf: itu Hanya Lawakan Politik Golongan, Jauh dari Prinsip Aswaja

- 21 Oktober 2021, 21:33 WIB
Faizal Assegaf /Twitter/@faizalassegaf/
Faizal Assegaf /Twitter/@faizalassegaf/ /

GALAJABAR - Aktivis Faizal Assegaf, menyoroti Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang akan diselenggarakan pada Desember 2021 mendatang.

Melalui akun Twitter miliknya, Faizal Assegaf menilai bahwa Muktamar NU tersebut sudah keluar jalur dikarenakan banyak modus-modus politik di dalamnya.

Faizal Assegaf mengatakan bahwa masyarakat sudah dibodohi oleh kader-kader yang mengklaim dirinya sebagai anak cucu pendiri NU.

Baca Juga: Urusan Mencetak Gol: Messi dan Ronaldo Bersaing Mencetak Rekor

Ia menyampaikan bahwa cara klaim sebagai anak cucu pendiri NU itu, sengaja dipakai kader-kader untuk saling berebut jabatan Ketua Umum PBNU.

Menurutnya cara tersebut sangat tidak sesuai dengan Qonun Asasi NU, sehingga ia menyebut Muktamar ke-34 itu hanya lawakan politik golongan.

"Terkait Muktamar NU kian tidak relevan, hanya lawakan politik golongan. Ujungnya publik hanya disodorkan pajangan foto besar Hasyim Asy'ari & modus2 politik berebut jabatan dgn klaim anak cucu pendiri NU. Gemar teriak Aswaja, faktanya tidak sesuai dengan Qonun Asasi NU," ujarnya, dikutip galajabar, Kamis 21 Oktober 2021.

Baca Juga: Wagub Jabar Sosialisasikan Perpres tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren, dan Perda di Cimahi

Faizal Assegaf kemudian menyarankan bahwa inilah saat yang tepat untuk NU keluar dari kefanatikan golongan dan kembali menjadi orang-orang yang jujur.

Ia menyampaikan pada awalnya NU dibentuk oleh ulama-ulama dengan penuh pengorbanan, namun kini hal itu sudah tak terlihat lagi.

Menurutnya, NU saat ini justru hanya berputar-putar pada segelintir orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai anak cucu pendiri NU yang saling berebut kekuasaan.

Baca Juga: AS Puji Keberhasilan Jokowi dalam Membangun Ekonomi, Guru Besar UNAIR: Oposisi Takan Terima Walaupun itu Fakta

"Sampaikan salam hormat saya pada Mustofa Bisri & dedengkot NU, Sudah saatnya NU keluar dari watak asabiah menjadi makhluk Allah yang jujur & bijak pada umat. Ormas NU dibentuk oleh banyak pengorbanan tokoh-tokoh Islam, kenapa hanya berputar-putar pada segelintir anak cucu yang diklaim sebagai pendiri," ungkapnya.

Lebih lanjut, Faizal Assegaf mempertanyakan budaya rasa malu yang dimiliki kader-kader NU yang saling berebut kekuasaan itu.

Faizal Assegaf memperingatkan para kader NU itu, untuk senantiasa mempunyai budaya rasa malu terhadap KH. Hasyim Asy'ari dan tokoh-tokoh islam pendiri NU lainnya.

Baca Juga: BEM SI Lantang Minta Jokowi Mundur, Refly Harun Sebut Caranya Legal dan Sudah Sesuai Konstitusi

Sebab menurunya, KH.Hasyim Asy'ari dan tokoh-tokoh islam terdahulu itu, sangat tulus ketika membentuk organisasi NU.

"Malu kalian pada Hasyim Asy'ari & para tokoh Islam yang membuat NU dengan tulus," katanya.

Tak hanya itu, Faizal Assegaf juga menyinggung alasan kenapa prinsip Qonun Asasi NU tidak pernah terwujud hingga detik ini.

Baca Juga: Alumni Teknik Industri ITB Membangun SDM Unggul dan Profesional untuk Mengembangkan Industri Berkelanjutan

Hal itu dikatakan Faizal Assegaf, dikarenakan para kader NU era sekarang, semakin liar dan sudah jauh dari prinsip aswaja.

"Pantas saja, upaya untuk kembalikan NU pada prinsip Qonun Asasi NU tidak pernah terwujud. Ihwal itu membuat kalian tidak layak disebut tokoh & kader NU, sebab semakin liar dan jauh dari prinsip Aswaja. Itu Fakta," pungkasnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x