Waspada VIRUS MARBURG! Disebut Paling Mematikan, Gejala Mirip Demam Berdarah

- 30 Maret 2023, 15:36 WIB
Ilustrasi -  Waspada Virus MARBURG yang Paling Mematikan, Gejala Mirip Demam Berdarah.
Ilustrasi - Waspada Virus MARBURG yang Paling Mematikan, Gejala Mirip Demam Berdarah. /Pixabay @Gerd Altmann/

GALAJABAR - Setelah Covid-19, masyarakat Indonesia diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap virus bernama Marburg. Virus ini diklaim paling mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen.

Virus Marburg saat ini sudah terdeteksi di beberapa negara, terutama di Afrika. Bahkan virus ini sudah menewaskan warga Tanzania.

Lantas, bagaimana kesiapan Indonesia mengantisipasi masuknya virus Marburg ini? Pemerintah Indonesia memperkuat sistem deteksi dini di sejumlah pintu masuk negara.

Baca Juga: GANJAR PRANOWO Soal Indonesia Gagal Jadi Host Piala Dunia U-20: Ini Bukan Kiamat

Baca Juga: Irjen Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati, Perintahkan Tukar 5 Kg Sabu dengan Tawas

Langkah yang dilakukan diharapkan bisa mencegah importasi penyakit Marburg yang kini menjangkit di sejumlah negara.

"Untuk Marburg ini kami sudah deteksi beberapa negara yang ada, terutama di Afrika. jadi penguatan pintu masuk itu terus dilakukan," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2023.

Penguatan skrining kesehatan, ujar Maxi, dilakukan otoritas terkait di fasilitas pelabuhan dan bandar udara terhadap pelaku perjalanan dari sejumlah negara yang terinfeksi.

Mekanisme pengawasan dilakukan persis seperti Covid-19 dengan cara mendeteksi gejala yang dialami pelaku perjalanan, kemudian dilakukan rujukan dengan cara mengambil sampel dan diperiksa.

Baca Juga: Piala Dunia U 20 Batal Digelar, Siapa Saja Pihak yang Menolak Kehadiran Israel?

Gejala Virus Marburg

Dijelaskan Maxi, dejala yang timbul dari Virus Marburg mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah, yang banyak ditemukan di Indonesia.

"Kami sudah mempersiapkan laboratorium untuk uji sampel," ujar dia.

Kemenkes, lanjutnya, telah menyebar surat edaran ke seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah untuk mewaspadai importasi Marburg.

Sementara itu, WHO telah menerima laporan kasus penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial pada Senin 13 Februari 2023.

Berdasarkan laporan kasus yang diterima WHO, terdapat sembilan kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem. Gejala yang dialami berupa demam, kelelahan (fatigue), muntah berdarah, dan diare.

Baca Juga: Jadi Kapolda Jabar, Irjen Pol Akhmad Wiyagus Eks Penggawa KPK Peraih Hoegeng Awards

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2023 Hari Ini: Batu, Blitar, Kediri, Madiun dan Malang

Dari delapan sampel yang diperiksa, satu sampel dinyatakan positif Virus Marburg. Kejadian Luar Biasa (KLB) di Guinea Ekuatorial yang terjadi diperkirakan telah dimulai sejak 7 Februari 2023.

"Sampai saat ini belum ditemukan kasus Marburg di Indonesia," katanya.

Virus Marburg (filovirus) merupakan salah satu virus paling mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen, yang menyerupai penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.

Virus tersebut satu family dengan Virus Ebola. Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi atau melalui benda yang terkontaminasi oleh Virus Marburg.

Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar/primate.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x