Kisah Si Kapten Pincang Ramlan Butar Butar, Peluru Polisi Akhiri Pelarian Sang Perampok Sadis

- 21 Desember 2020, 16:20 WIB
Ilustrasi TKP.
Ilustrasi TKP. /Pixabay/

GALAJABAR - Pada Desember tahun 2016 lalu masyarakat digegerkan dengan pemberitaan penyekapan di rumah mewah pengusaha properti.

Sebanyak 11 orang mengalami penyekapan di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter. Peristiwa itu mengakibatkan enam orang meninggal dunia termasuk Dodi Triono sang pemilik rumah dan kedua putrinya.

Otak perampokan tersebut yaitu seorang pria bernama Ramlan Butar Butar adalah seorang pria yang bila berjalan pincang dan mempunyai penyakit ginjal.

Pada hari Senin tanggal 26 Desember 2016, Kapten pincang si pemimpin bersama komplotannya perampok ”Korea” yaitu : Alfin Sinaga, Erwin Situmorang, Ridwan Sitorus (Yus Pane) merencanakan untuk kembali merapok, dan seperti sebelumnya target komplotan ini adalah rumah mewah di Jakarta.

Baca Juga: Polresta Bandung Tangkap S Pelaku Pembunuhan Ibu Hamil 7 Bulan

Jumlah yang di sekap dalam kamar mandi sempit itu ada 11 orang, 1 orang ART tidak terlihat pada cctv. Sebelum meninggalkan rumah korban para perampok mengambil barang-barang berharga di mobil Dodi. Perampokan berlangsung selama 16 menit.

Setelah dimasukan ke dalam wc, para korban berusaha mendobrak pintu kamar mandi, tapi gagal karena pintu kamar mandi sangat kokoh.

Mereka terperangkap dan behimpitan dalam kamar mandi yang sangat sempit itu selama 18 jam.

Esok harinya pada pukul 9.25 pagi, tanggal 27 Desember pada tahun 2019 Sheila teman salah seorang putri keluarga Dodi mengunjungi rumah itu.

Baca Juga: Ini Pengalaman Komedian Asal Bandung Berjuang Melawan Covid-19

Pasalnya dia curiga sejak Senin sore menelpon Diona berkali-kali tapi tidak di jawab.

Sheila masuk kedalam rumah karena keadaan rumah tidak terkunci dan dia mendengar sayup-sayup suara orang meminta tolong di lantai bawah.

Karena ketakutan Sheila menghubungi Pos satpam perumahan dan dia juga langsung menelpon Polisi Kayu Putih.

Tak lama kemudian Polisi datang bersama Satpam dan Sheila mendobrak kamar mandi di lantai bawah tersebut.

Kondisi di kamar mandi itu sangat mengenaskan, seluruh korban tertumpuk di dalam kamar mandi sempit itu.

Baca Juga: Inilah Cairan Rahasia yang Digunakan Satgas Citarum Harum dalam Meningkatkan Produksi Pangan...

Seluruh korban yang berjumlah 11 orang di keluarkan tapi naas hanya 5 orang yang berhasil diselamatkan sedangkan 6 orang sudah tewas karena kehabisan oksigen.

Ke-6 korban itu adalah : Dodi Triono (59 thn) tahun pemilik rumah,, Diona (16 thn) putri Dodi, Gema (9 thn) putri Dodi, Amalia atau amel (10thn) teman Gema, Sugianto (45 Thn) sopir Dodi, dan Tarso (40 thn) sopir Dodi.

Sedangkan korban yang berhasil diselamatkan adalah : Zaneta (13 thn) putri Dodi, Emi (41 thn) ART, Santi (22 thn) ART, Fitriani (23 thn) babby sitter, Windy (23 thn) babby sitter.

Saat memeriksa rekaman cctv polisi langsung mengenali salah satu pelaku perampokan, dia adalah Ramlan Butar Butar si Kapten pincang.

Baca Juga: Manajemen The Reds Pertimbangkan Jual Salah, Ternyata Inilah Alasannya...

Keesokan harinya tanggl 28 Desember 2016 sekitar pukul 3 sore, polisi menyerbu kontrakan si Kapten pincang di Jalan Kalong Rawalumbu Bekasi.

Saat itu Kapten pincang sedang bersama Erwin, dan keduanya berusaha untuk kabur tapi gagal karena di tembak oleh polisi.

Timah panas menembus kaki Kapten pincang dan nyawa Kapten pincang tidak terselamatkan karena dia kehabisan darah ketika menuju rumah sakit, sedangkan Erwin Situmorang segera di giring menuju kantor polisi.

Alfin Sinaga si sopir Ertiga juga berhasil di bekuk oleh polisi di hari yang sama di Vila Mas Bekasi Utara, tetapi karena dia melawan polisipun menembak kakinya.

Baca Juga: Rusia Lebih Unggul dari NATO, Produksi Tank yang Bisa Terjun dari Pesawat dan Terjang Gelombang Laut

Sedangkan Ridwan Sitorus alias Yus Pane sudah kabur ke Medan tetapi pada akhirnya diapun tertangkap oleh polisi pada tanggal 1 januari 2017.

Barang-barang hasil rampokan yang berhasil disita oleh polisi adalah uang sejumlah 9,7 juta rupiah, 4 lembar mata uang Thailan, 1 buah jam tangan Rolex, dan 5 buah ponsel.

Dalam persidangan Ridwan Sitorus dan Erwin Situmorang dijatuhi hukuman mati, sedangkan Elfin Sinaga di jatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Mereka kemudian mengajukan banding, tapi di tolak oleh Pengadilan.

Almarhum Dodi Priono dan kedua putrinya Gema juga Diona di makamkan pada tanggal 28 Desember 2016 di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan.

Baca Juga: PT Sritex Tegaskan Order Goodie Bag Bansos Bukan Rekomendasi Gibran

Sedangkan Amalia dimakamkan di Jatisari Bekasi pada tanggal yang sama,dan kedua sopir Dodi yaitu Tarso dan Sugianto masing-masing di makamkan di Pemalang dan Purbalingga.

Dan si kapten pincang di makamkan pada tanggal 30 Desember di  pemakaman umum Kalimulya  Lodong Depok.

Demikianlah kisah sadis si Kapten pincang dalam aksinya di Pulo Mas yang berakhir dengan kematiannya. (penulis: Emma rachmawati)**

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x