Dead Apple: Without Me (Chapter 10)

- 30 Desember 2020, 08:02 WIB
Ilustrasi apel
Ilustrasi apel /PIXABAY/congerdesign



GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya, di kala Hana sedang berusaha keras untuk bertahan dari kemampuan khususnya sendiri, sesuatu yang terbilang tidak mungkin terjadi.

Berkat kemampuan khusus dari Mendiang Hatsune, salah satu mafioso khusus Port Mafia, Hana bisa kembali mendengar dan bertemu dengan arwah kedua sahabatnya yang mati tujuh tahun lalu.

Ikuti kisah selanjutnya manga karya Sadrina Suhendra.

“Gave love for a hundred times.
Just runnin’ from the demons in your mind.”

Hana tiba-tiba mengingat sesuatu. ‘Teknik bertarung milik Otonashi adalah salah satu kelemahanmu.

Gunakan teknik itu untuk menghancurkan jantung yang ada di kepalamu!’

Baca Juga: Menjadi Tersangka Video Syur, Gisel Tetap Unggah Foto-foto Liburan di Pantai

“Benar juga.” gumam Hana. Mungkin dia bisa meminta bantuan suara arwah disekitarnya itu.

“Hey, Yuzuru!” panggil Hana. Pemilik nama itu sedikit terkejut. “Apa? Tumben sekali kau memanggil namaku dengan nada seperti itu.

Terakhir aku mendengarnya saat kau memarahiku karena bertarung ceroboh.”

“Bantu aku menggunakan teknik bertarungmu! Hatsune memerintahkanmu untuk membantuku, bukan?”

“Apa kau punya cara untuk mengalahkan kemampuanmu sendiri?” tanya Yuzuru.

“Sudah aku bilang, Dazai tidak mungkin melakukan itu! Dia bahkan memberitahuku cara mengalahkan diriku sendiri!”

“Kenapa kau bisa seyakin itu? Dazai sudah menyakitimu!” bantah Kaori.

“Kaori, tidak baik membicarakan atasan kita seperti itu!” omel Hana pada suara itu.

“Tunggu! Kau ‘kan seorang eksekutif sekarang. Lagi pula, aku sudah mati, ingat?” kesal Kaori.

Baca Juga: Inilah Perjalanan Karier Gisella Anastasia, Dari Peserta Pencarian Bakat Hingga Menjadi Pemain Film!

“Aku sendiri yang akan menyelamatkannya dari eksekusi mendatang yang akan Divisi Tindak Khusus berikan.”

Ketika orang-orang berhenti mempercayai Dazai, Hana menjadi satu-satunya orang yang percaya padanya.

Selama Hana masih bisa melihat cahaya, ia akan terus membagi cahaya itu dengan Dazai.

Karena pada dasarnya, Dazai adalah satu-satunya cahaya yang Hana punya saat ini.

“Then I took yours and made them mine.
I didn’t notice ’cause my love was blind”

Hana menutupkan matanya. “Dia menyimpan setengah jiwaku. Lagi pula, aku sangat-sangat mencintainya.
Bahkan jika ia harus menyakitiku, mengkhianatiku atau memanfaatkanku.”

Hana menyeringai. “Aku ini buta cinta. Seseorang yang sangat bringas sepertiku pun bisa jadi sangat bodoh karena cinta. Biarkan Diana menjadi bukti dari cinta bodohku itu dengan Dazai. Ia harus berpikir ribuan kali sebelum berkhianat keluarganya.”

Baca Juga: Lirik Lagu Masih Bisa Panjang, Singel Terkahir Gisel Sebelum Tersandung Kasus Video Syur

CLINGG! “Diana akan mati jika ia benar-benar berkhianat!”

Sebuah kaca suntikan bekas mendadak jatuh dari saku celana Hana ke jalanan, membuatnya pecah berkeping-keping.

“Bahkan jika dunia harus membencinya?” tanya Kaori lagi.

“Bahkan jika dunia membencinya!” yakin Hana. “Aku akan tetap berjuang bersamanaya.”

“I said I’d catch you if you fall.
And if they laugh then fuc**d them all.”

Arwah Yuzuru itu menghela nafasnya. “Pertama kita perbaiki kuda-kudamu!” titahnya. Hana pun menurut.

“Karena kau aku anggap ada di posisiku yang tidak memiliki kemampuan khusus, maka ada dua jalan. Tapi, aku kira serangan jarak jauh akan lebih efektif dan aman. Sekarang, tatap lawanmu dan jangan lepaskan pandanganmu!”

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 1)

Hana tiba-tiba merasakan hawa dingin disekitarnya. “Ikuti instingmu,” suara bisikan terdengar di telinga Hana membuatnya merinding. “Fokus!” perintahnya lagi.

‘Gunakan teknik itu untuk menghancurkan jantung yang ada di kepalamu!’

“Jantung yang ada di kepala,” lirih Hana. Ia melihat sebuah kristal di kening dari bayangannya itu.

“Jangan ada rasa takut sedikit pun di dalam hatimu. Sekarang,” Hana mengeratkan pegangan katananya. “Serang dia tanpa ragu dan takut akan kematian!”

Hana langsung melompat ke belakang dan berdiri di atas pagar pembatas. Ia melempar katananya dan mengambil revolvernya. Tanpa bidikan yang pasti, Hana menarik pelatuknya.

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 2)

CLIKK! DORR!

“Apa putaran peluru itu cukup kuat untuk menghancurkan kristalnya?” tanya Hana yang sudah ngos-ngosan.

CRINGG!

Kristal itu pecah bersamaan dengan bayangannya yang menghilang.

Ia dapat merasakan kemampuan khususnya kembali ke dalam tubuhnya.

“Kemampuan khususku - Dewi Bencana : Sayap Dewi Kematian!” Sayap-sayap yang terbuat dari banyaknya pisau pun langsung terbentuk. Ia berputar karena bahagia.

“Indahnya,” lirih Kaori. “Sayap yang indah seperti biasanya!” puji Kaori.

“Syukurlah itu berhasil. Berikutnya, Nona? Suara kami akan menemanimu,” ujar Yuzuru.

“Apa tak masalah?” tanya Hana.

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 3)

“Hm!” balas Kaori dengan yakin. “Hatsune tidak setengah-setengah memberimu bantuan. Ia ingin kami menemanimu sampai konflik ini tuntas.”

“Kalau begitu, kita ke markas Port Mafia sekarang!” ujar Hana.

“Baik, Nyonya Eksekutif!” jawab Kaori dengan nada gembira.

“Jangan terlalu senang begitu! Kemampuanmu juga tidak ikut terbawa ke alam sana! Tidak seperti adikku,.” omel Yuzuru

Hana tersenyum. Sekali lagi ia menatap menara yang berada di pusat Kota Yokohama itu.

“Dazai, apa yang sedang kau lakukan sekarang? Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Hana dalam hati.

Ia pun berjalan meninggalkan tempat itu sendirian – dengan arwah kedua sahabatnya. (bersambung)**

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah