Mereka yang Kau Tulis (Chapter 14)

- 3 Februari 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi menulis.
Ilustrasi menulis. /StockSnap/pixabay.com/stocksnap



GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, di kala Leona ingin menyelesaikan masalahnya dengan Alecdora, Leo melarangnya.

iA mengatakan, Leona tidak bisa mendekati bahaya. Hal ini juga dikarenakan Leona harus menghadiri wawancara pernikahannya dengan keadaan terbaik.

Leona yang sebelumnya memaksa pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Leon memberitahu bahwa kemungkinan Leo hanya mengkhawatirkan Leona, begitu pun dengannya.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.

Baca Juga: Mereka yang Kau Tulis (Chapter 4)

Badai angin semakin menjadi-jadi. Awan gelap mengurung kota terutama bagian Danau Malam.

Namun saat ini, awan gelap itu turun bersamaan dengan hujan yang cukup deras.

Leona berjongkok di tepi danau dengan kedua tangannya yang mengerat pada gagang payung yang menutupi kepalanya.
Untuk kesekian kalinya, Leona kembali membangkang pada apa yang kakaknya perintahkan dan larang.

“Dengan ribuan dusta aku berusaha
‘Tuk selamatkanmu sekuatku.
Tapi dunia ini tak merestui.
Mereka menjauhkan kita.”

Baca Juga: Mereka yang Kau Tulis (Chapter 5)

Leona melanjutkan lagu pengantar tidur yang sebelumnya ia nyanyikan di balkon rumahnya.

Lagu pengantar tidur yang Nyonya Ariel tulis pada novel Telaga Penyesalan miliknya sangat mencerminkan apa yang sedang terjadi pada Leona dan Alecdora saat itu juga.

“Aku selalu berdoa untuk dirimu.
Kuatkan dirimu dan larilah.
Janganlah kau takut, hatimu menuntun.
Aku… berdoa… kau selamat…”

Leona menghembuskan napasnya setelah selesai menyanyikan lagu pengantar tidur itu untuk meredakan amarah Alecdora.

“Kembalilah padaku, Alecdora. Mari kita pulang bersama,” ajak Leona. “Kau tahu, kau tidak akan mendapatkan apa yang kau mau kalau kau terus di sini,” ancamnya dengan halus. “Pulanglah bersamaku.”

Hanya suara tetesan air hujan dan gemuruh angin yang terdengar. Leona menatap kosong pada air danau yang bergelombang karena hujan di hadapannya.

“Maafkan aku, Kakanda,” lirih Leona, mengingat lagi-lagi ia berani melanggar perintah sang kakak.

Baca Juga: Mereka yang Kau Tulis (Chapter 6)

“Tapi bagaimana pun, ini adalah salahku.”

Leona tersenyum tipis saat ia menghadap danau di hadapannya. “Alecdora, setidaknya, maukah kau mendengarkanku?” tanya Leona yang jelas tidak akan Alecdora jawab.

“Aku mengerti perasaanmu. Tidak pernah bisa memilih atau bersama orang yang kita cintai itu sangat menyakitkan, bukan?” tanya Leona lagi.

“Aku sangat mengerti dengan perasaan itu. Sama sepertimu, aku juga ingin memilih dan bersama orang yang aku cintai.”

Leona menengadah, membiarkan air hujan sedikit membasahi wajahnya. “Kau tahu, aku pernah bertemu dengan seseorang.
Bagiku, dia adalah pangeran yang sering aku impikan saat masih kecil.

Dia datang saat aku sedang dalam fase tersulit dalam hidupku.

Aku tidak tahu siapa dia, dia juga tidak memberitahuku namanya. Dia hanya singgah sebentar dan berpamitan denganku untuk pergi.

Sejak saat itu, dia tidak pernah muncul lagi di hadapanku. Aku sangat ingin bertemu dengannya lagi.

Aku sangat-sangat merindukannya. Aku berpikir, apa aku bisa bertemu dengannya lagi.

Aku sangat ingin bersamanya!” curhat Leona pada tepian danau yang berombak.

Baca Juga: Mereka yang Kau Tulis (Chapter 7)

Orang yang Leona sebutkan memang benar-benar ada. Orang itu bahkan menjadi inspirasi dari novel romansa pertama Leona.

Benar tentang yang ia katakan, orang itu pergi tanpa memberitahu namanya.

Wajah dari lelaki tersebut pun mulai samar-samar dalam pikiran Leona, mengingat sudah sepuluh tahun sejak lelaki yang Leon dambakan itu muncul di hadapannya.

“Aku takut, kalau aku tidak akan bisa melihat lelaki itu lagi,” gumam Leona.

“Maafkan aku, Kakanda,” sekali lagi Leona meminta maaf pada orang yang tidak ada di sana.

Ia masih merasa bersalah dengan tindaan gegabahnya itu. Ia merasa tidak tahan dengan tanggung jawab yang harus ia tanggung.

Setelah hening sesaat, tepian danau sedikit bergemuruh.
“Sudah ‘ku duga, ada hantu yang mendiami danau ini dan membuat kekacauan,” tutur seseorang.

Dari seberang, Leona bisa melihat beberapa pria berseragam yang mungkin sedang berjaga di sekitar danau dan kuil.

Tapi semakin lama Leona memperhatikan, ia sadar ada ikat lengan berwarna merah pada bagian atas tangan mereka.
“Aparat Divisi Penulisan Hantu?” tanya Leona dalam hati.
“Mereka tahu ini ulahku?”

Tidak lama, lamunan Leona dipatahkan oleh salah satu aparat yang Leona anggap berasal dari Divisi Penulisan Hantu.

Aparat tersebut menebas tepian air dengan pedang khususnya untuk menebas sosok hantu yang ia lihat.

Tapi sosok hantu tersebut menghilang.

Baca Juga: Mereka yang Kau Tulis (Chapter 8)

Dari dasar danau, gemuruh yang kuat terdengar. Semua aparat bertanya-tanya makhluk macam apa yang akan mereka lihat.

Gemuruh tersebut mengarah pada Leona, membuat seorang aparat yang bekerja meneriaki dan memintanya untuk menjauh dari tepian.

Aparat yang sebelumnya menebas tepian air itu langsung menebas kembali gemuruh air danau yang akan menghantam Leona dan berdiri tegak di hadapannya.

Sesosok naga besar berwarna kehijauan keluar dari permukaan bersamaan dengan raungan yang sangat kuat.
“Alecdora!” teriak Leona yang berdiri dan memanggil sosok hantu yang ada di balik naga tersebut.

“Alecdora, tenanglah! Di sini bukan tempatmu!” teriak Leona lagi.

Baca Juga: Mereka yang Kau Tulis (Chapter 9)

Tapi gemuruh dan raungan naga itu tidak mau berhenti dan malah terdengar semakin keras.

“Aku mohon, Alecdora. Dengarkan aku sebagi penulismu! Kembalilah sekali lagi padaku dan izinkan aku untuk menulis cerita yang kau mau itu!” pinta Leona.

“Evakuasi penduduk sipil di dekat tepian sebelum air naik ke daratan!” titah aparat yang tadi melindungi Leona pada bawahan-bawahannya.

“Dasar! Berpura-pura menjadi Dewa Naga, ya?” gumamnya.

Aparat tersebut berbalik untuk menatap Leona. “Kau,” gumamnya, berusaha mengingat siapa wanita di hadapannya itu.

“Kau putri Ariel Rouen, Leona Rouen, bukan?”

Bersambung..**

Editor: Brilliant Awal


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x