Dead Apple: Without Me (Chapter 12)

- 1 Januari 2021, 08:33 WIB
Ilustrasi apel
Ilustrasi apel /PIXABAY/congerdesign



GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Shibusawa Tatsuhiko membawa dua kolaboratornya, Dazai dan Fyodor berkeliling ruang koleksinya.

Koleksinya itu menunjukan banyaknya para manusia berkemampuan khusus yang telah ia bunuh dan itu bukanlah jumlah yang bisa dihitung jari.

Di tengah turnya itu, Dazai yang mulai khawatir pada istrinya.

Tapi dengan maksud tertentu, Fyodor meyakinkan Dazai bahwa istrinya adalah mafia wanita terkuat di Yokohama saat ini.

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 1)

Ikuti kisah selanjutnya manga karya Sadrina Suhendra.

You know I’m the one who put you up there
Name in the sky
Does it ever get lonely?

Suara burung camar dan lau terbuka terdengar menenangankan di tengah hari yang sanagt panas.

Kakak Hana, Odasaku terkenal sebagai mafia pengecut yang tidak bisa membunuh.

Semua orang tidak akan percaya kalau ia direkrut sebagai seorang pembunuh bayaran.

Hana tidak protes karena ia tahu kakaknya punya alasan khusus.

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 2)

Kemampuan khusus Hana, Dewi Bencana bukanlah kemampuan bawaan dari lahir, melainkan kemampuan yang dipindahkan dari tubuh ibunya sebelum beliau wafat.

Tepatnya saat usia Hana masih berusia lima tahun. Keluarga Hana memang bukanlah tipikal keluarga yang bahagia sejak awal.

Meski kemampuan khusus Hana lebih dominan untuk membunuh, Ibunya ingin Hana menggunakan kemampuan itu untuk melindungi banyak orang.
Tapi sayangnya, mata Hana sduah dibutakan oleh dendam pada mereka yang tidak pernah membiarkan keluarganya bahagia.

“Hana, Dewi Bencana yang kau miliki tidak selamanya harus kau gunakan untuk membunuh,” ucap Odasaku.

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 3)

Hana menarik selimut untuk menutupi sekujur tubuh Kousuke. Di pangkuan Oda, Sakura sudah tertidur dengan lelapnya.

Hana menatap wajah Sakura yang sedang tertidur, mengingat kejadian dua tahun sebelumnya.

Odasaku dapat membaca apa yang Hana pikirkan.

“Sakura sangat beruntung bisa bertahan dari kekacauan waktu itu. Dia hanya menangis di antara kedua mayat orangtuanya."

"Dengan Sayap Dewi Kematianmu itu, kau bisa mengantar Sakura ke rumah kita selagi Dazai memerintahku untuk diam.”

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 4)

Hana tersenyum tipis. “Aku berusaha sebisaku untuk menahan diri, tapi pemandangan saat ibu meninggal kembali terulang,” jujur Hana.

“Ketika aku menolong orang-orang, mereka akan merasa berhutang budi dan ikut melindungiku. Aku tahu itu niat ibu untuk melindungiku dari dunia kejam ini. Ia tahu aku tidak bisa hidup tanpa kemampuan khusus di dunia seperti ini.”

“Kemampuan khususku ada untuk membunuh siapa pun yang membahayakan tuannya. Aku tidak bisa mengendalikannya. Aku hanya mengikuti kata hatiku,” ucap Hana dengan suara yang pecah.

“Tapi pada akhirnya, kau ingin menggunakan kemampuan itu untuk melindungi orang yang kau sayangi, bukan?”

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 5)

Hati Hana tiba-tiba mendengar suara yang sangat lembut. Suara seorang ibu yang menyayangi putrinya. “Benarkan, Hana?”

Hana sadar bahwa itu hanya bisikan hatinya yang sangat merindukan sang ibu. Air mata jatuh ke pipi.

“Ibu memberi kemampuan ini untuk melindungiku. Selama kemampuan ini bisa melindungiku dan Kakak, aku tidak peduli hal lain!”

“Sudah aku bilang, tidak selamanya Dewi Bencana harus kau gunakan untuk membunuh.” Hana menatap Oda. “Kau bisa menyelamatkan banyak nyawa dengan kemampuan itu.”

“Hey, Hana!”

Hana tersentak. Ia mendapati seseorang mengguncang bahunya. “C-Chuuya?”

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 6)

“Syukurlah, kau berhasil mengalahkan bayanganmu sendiri. Kalau begitu,” Chuuya menggengam tangan Hana. Hana merasa kakinya sudah tak berpijak di tanah. “Si Sialan itu memanggilku. Aku akan membawamu bersamaku.”

“C-Chuuya, lepaskan!” Hana memaksa diri untuk melepas genggaman itu. “Aku punya Sayap Dewi Kematian. Aku juga bisa terbang tanpa gravitasi nol-mu!”

“Chuuya memang genit!” gerutu arwah Kaori yang hanya bisa Hana dengar. Hana terkekeh malu.

Chuuya mengerutkan keningnya. “Kau bicara dengan siapa?” tanya Chuuya, membuat Hana tersentak kaget. “T-tidak ada!”

“Ngomong-ngomong, siapa sialan yang kau maksud?” tanya Hana.

“Ango. Aku akan membuatnya menjadi bubur. Dia sudah merencanakan semua ini. Aku akan mengalahkan Shibusawa itu lalu membawa Dazai kembali.”

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 7)

Hana kembali tersentak. “Dazai,” lirih Hana. “Kau percaya bahwa Dazai tidak bersalah?” tanya Hana. Chuuya menatap Hana dari atas.
“Aku membencinya. Makanya aku tidak akan membiarkan dia terbunuh di tangan orang lain selain diriku.”

“Lebih baik kau ikut. Setelah aku mengembalikan Dazai pada Ango, aku yakin Dazai akan langsung di bawa ke pengadilan. Kau akan menjadi jaminan sampai aku kembali.”

“Kau pikir aku barang atau sejenisnya?!” protes Hana dengan kesal.

Chuuya yang emosinya mudah terpancing pun malah ikut menjawabnya dengan teriakan. “Diamlah dan ikut aku!”

Chuuya menghela napasnya. “Astaga,” lirihnya seraya mengacak poninya sendiri.

“Kau akan membawamu sebagai saksi bahwa Dazai tidak bersalah. Kristal Kenangan yang Diana buat menyambungkan jiwanya dengan siapa pun yang menyentuhnya.”

“Dari mana kau tahu itu?” tanya Hana bingung.

Baca Juga: Dead Apple: Without Me (Chapter 8)

“Sejak putrimu mulai bicara dan bisa menggunakan kemampuannya, Dazai selalu meminta putrimu untuk membuatkan kristal itu selagi ia bekerja berhari-hari."

"Apa kau lupa dengan konflik saat kita melawan Guild? Dazai membawa kristal itu dan menunjukannya padaku saat aku dan dia harus menyelamatkan Kyu,” jelas Chuuya.

“Jadi, kau mau menyelamatkan putri dan suamimu atau tidak?!” teriak Chuuya.

Tanpa ragu, Hana langsung mengeluarkan Sayap Dewi Kematiannya. “Aku mengikutimu,” ucap Hana, meminta arahan jalan pada Chuuya.

Chuuya pun menyeringai. Mereka pun mengapung di antara langit-langit berkabut Yokohama.

Hana bersyukur, masih ada orang yang mau percaya pada Dazai. “Ibu, akan ‘ku gunakan kemampuan ini untuk melindungi orang yang paling aku sayangi.” (bersambung)***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x